IPC Implementasikan Aplikasi Digital MOS Layanan Tugboat

Rabu, 13 Februari 2019 - 03:02 WIB
IPC Implementasikan Aplikasi Digital MOS Layanan Tugboat
IPC Implementasikan Aplikasi Digital MOS Layanan Tugboat
A A A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Corporation (IPC) mengimplementasikan secara penuh aplikasi Marine Operating System. MOS merupakan sistem yang didesain guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan pemanduan dan penundaan kapal kargo dengan menggunakan kapal tugboat.

"Sebelum dilakukan digitalisasi, pelayanan dan pemanduan masih dilakukan secara manual. Dulu seorang manager planner jasa tugboat harus bertemu dengan pengguna jasa. Saat bekerja, manager planner masih menggunakan buku sebagai pencatatan kerja. Sekarang mereka dibekali alat kerja miniPad, iPad dan iPad Pro," kata Direktur Operasi IPC, Prasetyadi kepada pers di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Prasetyadi mengatakan, manfaat MOS yakni mempermudah dan lebih mengoptimalkan penggunaan sumber daya, layanan real time tercatat dan terlacak secara digital, pergerakan kapal tunda dan kapal pandu semakin efisien, menghemat BBM dan oli dalam operasional kapal tunda dan kapal pandu.

Dia mengungkapkan, dengan menerapkan aplikasi MOS maka IPC bisa melakukan efisiensi BBM hingga Rp2,1 miliar per tahun. Adapun nilai investasi aplikasi MOS sebesar Rp7 miliar.

"PT Pelindo II atau IPC mulai menerapkan aplikasi MOS sejak Oktober 2018. Fase tersebut merupakan tahap sinkronisasi dan stabilisasi. Selanjutnya aplikasi MOS mulai diterapkan secara penuh sejak awal Februari 2019," kata Prasetyadi.

Penerapan MOS ini berhasil menekan biaya operasional dan waktu operasional. Sehingga pelayanan kapal pandu dan kapal tunda di pelabuhan Tanjung Priok menjadi lebih cepat, hemat, dan lebih mudah.

"Selain itu, tagihan atas penggunaan jasa jadi lebih akurat dan tepat waktu. Aktivitas lebih aman karena ada panduan lokasi dan profil kapal yang dilayani," kata Prasetyadi.

Menurut dia, saat ini MOS baru diimplementasikan di Pelabuhan Tanjuk Priok. Penggunaan MOS di Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pilot project. Selanjutnya secara bertahap MOS akan diimplementasikan di Pelabuhan Panjang dan Teluk Bayur.

"Sistem ini sudah terintegrasi dengan sistem Inaportnet. Dengan sistem ini maka layanan kapal tunda dan kapal pandu bisa dilaksanakan dengan cepat. Jadi ada kepastian kapan kapal kargo akan dilayani," kata Prasetyadi.

Prasetyadi menegaskan, penggunaan aplikasi MOS ini merupakan bagian upaya IPC melakukan peningkatan pelayanan dan tidak ada tambahan biaya yang dibebankan kepada kapal kargo yang dilayani.

"Hasil testing dengan aplikasi MOS, kami bisa layani 35 order tiap 32 detik. Kalau dulu untuk melakukan 1 order kapal tunda dan kapal bantu membutuhkan waktu 2-3 jam sampai dia tahu kapalnya akan dilayani. Dalam satu hari ada sekitar 100 pergerakan kapal yang dilayani oleh IPC," kata dia.

Prasetyadi menjelaskan, perbedaan tingkat efisiensi kerja kapal tugboat yakni kalau dulu kapal tugboat melayani kapal kargo harus bergantian dan antre, serta setiap kapal harus balik ke pangkalan untuk menyelesaikan administasi pekerjaannya.

Sekarang kapal tugboat bisa langsung melayani kapal kargo lain yang akan masuk ke pelabuhan, tak lama setelah kapal tugboat itu melayani kapal yang masuk. Pekerjaan kapal tugboat terekam secara digital. Jadi tak diperlukan lagi kertas dan tanda tangan di atas kertas. Semua proses administrasi hingga tanda tangan cukup dilakukan di iPad.

"Dulu untuk satu tugboat membutuhkan BBM sekitar 90 liter per jam untuk kapal tunda. Waktu yang diperlukan kapal tunda dan kapal pandu untuk bolak balik ke pangkalan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Tapi sekarang sudah tidak perlu balik lagi, jadi kapal tugboat bisa menghemat 50%," kata Prasetyadi.

Dia menambahkan, selain menghemat BBM, juga ada penghematan lainnya seperti penggunaan oli dan mengurangi risiko kecelakaan di pelabuhan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8271 seconds (0.1#10.140)