Kementan Yakin Target Ekspor Jagung 500.000 Ton Bisa Dicapai

Jum'at, 15 Februari 2019 - 17:01 WIB
Kementan Yakin Target Ekspor Jagung 500.000 Ton Bisa Dicapai
Kementan Yakin Target Ekspor Jagung 500.000 Ton Bisa Dicapai
A A A
TUBAN - Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis target ekspor jagung sebesar 500.000 ton tahun ini akan terpenuhi. Ekspor jagung sejak 2018 lalu merupakan perkembangan yang sangat positif dimana sebelumnya kebutuhan jagung dalam negeri harus dipenuhi melalui impor.

"Salah satu produksi jagung nasional dipenuhi dari Tuban. Luas panen jagung di Tuban ini seluas 50.000 hektare (ha). Total produksinya 400.000-500.000 ton. Ini baru Tuban produksi di bulan Februari. Sekarang jagung sudah tersedia di petani, bahkan dalam waktu dekat, kita ekspor jagung," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat menyaksikan panen raya di Dusun Talun Kec. Montong, Tuban, Jumat (15/2/2019).

Mentan Amran mengatakan, pada 2014 Indonesia masih mengimpor jagung sekitar 3 juta ton. Namun sejak 2018, Indonesia telah mampu mengekspor jagung. Hal ini, tegas dia, merupakan sesuatu yang positif dan patut dipertahankan.

Mentan mengatakan, di tahun 2018 Indonesia mampu mengekspor jagung sebanyak 380.000 ton. Tahun ini, target ekspor ditingkatkan yakni 500.000 ton yang diproduksi dari daerah sentra seperti Gorontalo, Jawa Timur, NTB dan Sulsel.

"Untuk harga jagung saat ini bervariasi, tergantung wilayah, beberapa daerah di harga Rp3.500 per kilogram. Kami sudah dapat laporan, Sumatera sudah panen, Sulawesi, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga sudah panen," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda menegaskan program dan bantuan Kementan telah memberikan dampak besar terhadap kemajuan budi daya jagung di Tuban yakni sebagai penghasil jagung nomor satu di Provinsi Jawa Timur.

Realisasi luas tanam jagung 2018 di Tuban mencapai 113.290 ha dari target hanya 109 ha, sehingga produksi jagung di Tuban saat ini sangat melimpah.

"Ini adalah keberhasilan luar biasa, berkat kunjungan Menteri Pertanian ke Tuban selama empat tahun berturut-turut dan perhatian Presiden Jokowi. Kita wajib bersyukur. Kita wajib pertahankan Tuban sebagai nomor satu penghasil jagung," tegas Fathul.

Wantono (47), salah seorang Penyuluh Pertanian sekaligus petani jagung, Grabakan, Tuban mengungkapkan dirinya berharap panen jagung yang dihadiri Mentan ini bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk mengantisipasi persoalan klasik yang dihadapi petani jagung.

"Kalau panen melimpah biasanya harga anjlok. Kita berharap pada panen raya kali ini hal itu tidak terjadi," ujarnya.

Menurutnya, sudah selayaknya petani mendapatkan hasil dari jerih payahnya selama ini dengan menikmati harga jagung yang menguntungkan.

"Kalau musim panen saat ini, seperti di Kabupaten Tuban, sangat banyak stok jagung. Silahkan datang ke sini, daripada impor, biaya angkutnya mahal dan sangat menyengsarakan petani. Impor masuk, harga jagung hancur, petani rugi," tuturnya.

Pada kegiatan ini, Mentan Amran juga memberikan bantuan untuk peternak dan petani di Tuban meliputi alat pengering jagung (vertical dryer) berkapasitas 10 ton/8 jam sebanyak 20 unit, traktor roda empat sebanyak 10 unit, traktor roda dua 19 unit, cultivator lima unit, pompa air 31 unit, alat panen besar (combine harvester) lima unit dan benih jagung hibrida untuk lahan 20.000 ha.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5002 seconds (0.1#10.140)