Utang Luar Negeri Triwulan IV/2018 Naik Jadi Rp5.275,2 Triliun

Jum'at, 15 Februari 2019 - 17:33 WIB
Utang Luar Negeri Triwulan IV/2018 Naik Jadi Rp5.275,2 Triliun
Utang Luar Negeri Triwulan IV/2018 Naik Jadi Rp5.275,2 Triliun
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV/2018 mencapai USD376,8 miliar, atau sekitar Rp5.275,2 triliun (kurs Rp14.000/USD). Posisi ULN tersebut meningkat USD17,7 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya.

Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD186,2 miliar, utang swasta termasuk BUMN sebesar USD190,6 miliar. Kendati meningkat, BI menegaskan bahwa ULN tetap terkendali dengan struktur yang sehat.

"Posisi ULN tersebut meningkat dibandingkan posisi pada akhir triwulan sebelumnya karena neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS," ungkap BI dalam keterangan resminya, Jumat (15/2/2019).

Secara tahunan, ULN Indonesia pada akhir triwulan IV/2018 tumbuh 6,9% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir triwulan sebelumnya sebesar 4,2% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari pertumbuhan ULN pemerintah maupun ULN swasta.

Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan IV/2018 tercatat USD183,2 miliar, meningkat USD7,1 miliar dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama karena kenaikan arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik.

"Itu sejalan dengan perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil yang tetap menarik, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda," ujar BI.

Selain itu, peningkatan tersebut juga dipengaruhi oleh penerbitan SBN valuta asing dalam rangka pre-funding fiskal tahun 2019. Secara tahunan, ULN pemerintah pada akhir triwulan IV/2018 tumbuh 3,3% (yoy).

Sementara, posisi ULN swasta pada akhir triwulan IV/2018 meningkat USD10,6 miliar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh peningkatan posisi kepemilikan surat utang korporasi oleh investor asing.

ULN swasta sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 73,8%. Secara tahunan, ULN swasta pada akhir triwulan IV 2018 tumbuh meningkat sebesar 10,9% (yoy).

Terkait klaim masih sehatnya struktur ULN Indonesia, BI menyebutkan bahwa hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Desember 2018 yaitu sebesar 36%.

"Rasio tersebut masih berada di kisaran rata-rata negara peers. Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,3% dari total ULN," tegas BI.

Bank Indonesia juga menegaskan bahwa koordinasi dengan pemerintah terus dilakukan untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7751 seconds (0.1#10.140)