Pembangunan Masif Infrastruktur Demi Tak Kalah dari Negara Tetangga

Sabtu, 16 Februari 2019 - 10:12 WIB
Pembangunan Masif Infrastruktur Demi Tak Kalah dari Negara Tetangga
Pembangunan Masif Infrastruktur Demi Tak Kalah dari Negara Tetangga
A A A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur secara masif dalam 4,5 tahun, dilakukan bukan tanpa alasan tetapi karena infrastruktur Indonesia memang masih sangat rendah sekali. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pada tahun 1979 telah dibangun Tol Jagorawi, dari Jakarta menuju Bogor dan Ciawi. Hal itu membuat banyak negara melihat dan datang ke Indonesia.

“Kalah jauh dengan negara-negara tetangga,” ujar Presiden Joko Widodo seperti dikutip Setkab di Jakarta

Diterangkan salah satunya Kepala Negara asal Malaysia melihat bagaimana Indonesia membangun jalan tol Jagorawi. Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa Thailand, Filipina melihat bagaimana manajemen Jagorawi serta Vietnam, China melihat bagaimana konstruksi dan pengelolaan Jagorawi.

Namun, setelah 40 tahun, negara yang tadinya melihat Indonesia banyak yang sudah jauh meninggalkan dalam pembangunan infrastruktur ini. Jika selama 40 tahun Indonesia membangun 780 kilometer (km) jalan tol, sambung Presiden, Malaysia yang dulu melihat Indonesia, sekarang sudah membangun kurang lebih 1.800 km jalan tol. Dan bahkan ini yang paling ekstrem, lanjut Presiden, Tiongkok, China telah membangun 280.000 km jalan tol.

“Apa yang saya lihat dari peristiwa ini? Kita sering memiliki ide dan gagasan, kemudian kita juga sering memulai yang pertama seperti juga Otorita Batam, termasuk kita yang pertama saat itu, tapi tindak lanjut dari itu kita selalu terseok-seok,” ujar Presiden Jokowi.

Saat meninjau di lapangan, Presiden melihat penyebab kita lamban dalam pembangunan, utamanya jalan, bukan hanya jalan tol, tapi jalan. Yang paling banyak, sambung Presiden, menyebabkan terhambat adalah pembebasan lahan.

Ia menunjuk satu contoh saja, pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda yang terhenti lebih dari 9 tahun. Setelah dirinya masuk ke dalam, melihat di lapangan, problemnya ada di pembebasan lahan.

Di situ, menurut Presiden, ada 2 hal yang menyebabkan pembangunan jalan berhenti dan tidak bisa diteruskan. Satu, tambah Presiden, yaitu jalan tersebut lewat hutan koservasi. “Saat itu saya telepon ke Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, apakah hal seperti ini tidak bisa diatasi? Oh bisa Pak, ada payung hukumnya, dimungkinkan. Ya sudah saya beri waktu 2 minggu untuk diselesaikan. Ternyata juga bisa diselesaikan dengan payung hukum yang ada,” ungkapnya.

Yang kedua, berhenti lagi karena lahannya lahan Kodam sehingga tidak ada yang berani lewat. “Saya telepon lagi Panglima TNI. Panglima ini ada masalah. Saya beri waktu 2 minggu untuk menyelesaikan. Enggak ada seminggu juga udah rampung,” papar Presiden.

Hal-hal seperti itu, menurut Presiden Jokowi, yang menyebabkan keterlambatan Indonesia dalam proses-proses pembangunan. Tidak hanya jalan tol, tambah Presiden, juga pelabuhan, airport, dan pembangunan-pembangunan yang lainnya. Ia menambahkan bahwa hal-hal kecil yang menyebabkan sebuah pembangunan itu berhenti.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8143 seconds (0.1#10.140)