Potensi Pondok Pesantren Cetak Wirausaha Industri Modern

Minggu, 17 Februari 2019 - 00:19 WIB
Potensi Pondok Pesantren Cetak Wirausaha Industri Modern
Potensi Pondok Pesantren Cetak Wirausaha Industri Modern
A A A
JAKARTA - Pondok pesantren mempunyai potensi besar dalam mendorong pertumbuhan wirausaha industri baru di Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini, selain didukung jumlah santri yang besar, pondok pesantren juga telah memberikan bekal bagi kepribadian para santri sehingga memiliki jiwa dan mental yang tangguh.

“Kami optimis akan tumbuh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dari lingkungan ponpes. Untuk itu, kami terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada para santri agar bisa berindustri sebagai bagian dari pelaksanaan program Santripreneur,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menegah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

Menurutnya program Santripreneur bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para santri dalam menekuni wirausaha yang lebih inovatif dan berdaya saing. Langkah strategis ini diakukan dengan pemanfaatan teknologi digital yang sedang berkembang seiring penerapan industri 4.0. “Jadi, mereka tidak hanya mampumemproduksi barang yang bagus, tetapi juga Santripreneur yang modern,” ujarnya.

Salah satu implementasi proyek percontohan pada program ini, dilaksanakan di Ponpes Ushuluddin, Desa Belambangan, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.Kemenperin memfasilitasi loka karya tentang cara pemasaran digital yang diikuti sebanyak 400 santri.

“Kegiatan workshop di bidang e-commerce inimelatih dan membina para kepala produksi dan santri yang terlibat dalam produksi di masing-masing unit usaha yang sudah ada di ponpes,” tutur Gati.

Menurutnya, melalui penyelenggaraan acara tersebut, diharapkan dapat meningkatkan jangkauan akses yang luas untuk pemasaran produk-produk IKM milik Ponpes Terpadu Ushuluddin. Pasalnya, tidak hanya memberikan keterampilan teknis berproduksi yang baik, tetapi mereka juga mendapat fasilitas akses pemasaran utamanya melalui online atau dunia digitalsesuai program e-Smart IKM.

Gati menyebutkan, selama tahun 2013-2018, Kemenperin telah membina sebanyak 20 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri yang menjadi peserta. “Sehingga dari program Santripreneur ini, mampu mendorong kemandirian umat sebagaimana yang dicita-citakan oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” tegasnya.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami,di antaranya adalah pelatihan produksi serta bantuan mesin dan peralatan di bidang olahan pangan dan minuman seperti roti dan kopi, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, serta daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair,” ungkapnya.

Upaya konkret tersebut guna mendukung target penumbuhan sebanyak 20.000 wirausaha industri pada tahun ini, selain melalui pelaksanaan program e-Smart IKM dan bimbingan teknis yang digelar di seluruh wilayah Indonesia. “Kami menggelar berbagai bimtek guna menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional sesuai kebutuhan industri dalam mendukung kemandirian ekonomi nasional,” katanya.

Ia menambahkan, agar produk-produk IKM di ponpes mampu bersaing di pasar, perlu didukung dengan kemasan yang baik dan menarik serta perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) khususnya merek. “Untuk itu, kami juga akan memberikan bantuan desain kemasan kepada ponpes, yang akan difasilitasi melalui Klinik Pengembangan Desain dan Merek Ditjen IKMA serta fasilitasi pendaftaran merek melalui Klinik HKI Ditjen IKMA,” paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8910 seconds (0.1#10.140)