Negosiasi Brexit Tanpa Kesepakatan Berpotensi Ciptakan Krisis Ekonomi

Selasa, 26 Februari 2019 - 16:58 WIB
Negosiasi Brexit Tanpa Kesepakatan Berpotensi Ciptakan Krisis Ekonomi
Negosiasi Brexit Tanpa Kesepakatan Berpotensi Ciptakan Krisis Ekonomi
A A A
LONDON - Negosiasi Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) diperingatkan oleh badan perdagangan dan kedirgantaraan dapat berisiko menciptakan krisis ekonomi secara menyeluruh apabila berakhir tanpa kesepakatan. ADS Group menerangkam, saat ini telah terdapat tanda-tanda kerusakan ekonomi yang sangat nyata disebabkan oleh ketidakpastian berkelanjutan dari perceraian Inggris dari UE.

Seperti dilansir BBC, peringatan tersebut muncul ketika badan perdagangan asuransi, ABI mengutarakan Brexit tanpa kesepakatan, "akan menjadi tindakan yang merugikan diri sendiri secara ekonomi maupun sosial". Seperti diketahui Inggris akan resmi meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2019, mendatang akan tetapi hingga saat ini belum ada kesepakatan.

Perdana Menteri Inggris Theresa May menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menunda keputusan Brexit, jika tidak ada kesepakatan yang disepakati hingga tenggat waktu. ADS Group merupakan bdan yang bertanggung jawab untuk produk dan jasa pertahanan dan kedirgantaraan dengan mewakili beberapa perusahaan terbesar yang beroperasi di Inggris, termasuk Airbus, Boeing dan BAE Systems memberikan peringatakan.

Kepala Eksekutif Paul Everitt mengungkapkan, para anggotanya membutuhkan "masa transisi yang tegas dan negosiasi tentang hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa dimulai pada kesempatan paling awal". Komentarnya tersebut muncul di tengah kemarahan yang meningkat di antara banyak kelompok bisnis atas ketidakpastian yang terus berlanjut.

Huw Evans, Direktur Jenderal Asosiasi Asuransi Inggris, diperkirakan akan menyarankan bahwa "sebagai upaya terakhir" Brexit harus mengalami penundaan singkat jika tidak ada kesepakatan untuk menjadi satu-satunya alternatif. Lanjut dia menerangkan, bahwa pengaturan apapun di masa depan dengan UE yang mengharuskan Inggris untuk mematuhi aturan yang menurutnya bisa saja digunakan UE untuk menekan Inggris.

Pada akhir pekan kemarin, May mengumumkan bahwa para anggota parlemen dapat mempunyai suara baru terkait kesepakatan Brexit pada tanggal 12 Maret, mendorong ekspresi kecemasan dari beberapa kelompok bisnis.

Wakil Direktur Umum CBI Josh Hardie menggambarkannya sebagai "Sinyal terbaru untuk bisnis bahwa tidak akan ada kesepakatan dalam waktu dekat. Itu harus dihindari karena setiap hari tanpa kesepakatan berarti lebih sedikit investasi dan lebih sedikit lapangan kerja yang diciptakan," katanya.

Sementara Direktur Jenderal Kamar Dagang Inggris Dr Adam Marshall mengatakan, menunda pemungutan suara hanya dua pekan sebelum kepergian Inggris dari UE yang direncanakan, menimbulkan kekhawatiran serius tentang jadwal waktu dan prosesnya. Apakah cukup peluang untuk mencapai kesepakatan dan meluluskan undang-undang yang diperlukan untuk menghindari keluarnya kesepakatan."

"Ada terlalu banyak yang dipertaruhkan untuk dijalankan dan mengambil risiko yang tidak direncanakan. Kami dengan tulus berharap ini adalah perubahan tanggal terakhir dan terakhir. Bisnis telah kehilangan semua kepercayaan dalam proses politik, mereka layak untuk tahu lebih banyak," ujar Direktur Jenderal Institut Interim Edwin Morgan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6284 seconds (0.1#10.140)