Mendag Optimistis Perdagangan dan Ekonomi Membaik di 2019

Rabu, 27 Februari 2019 - 23:01 WIB
Mendag Optimistis Perdagangan dan Ekonomi Membaik di 2019
Mendag Optimistis Perdagangan dan Ekonomi Membaik di 2019
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyampaikan kepada asosiasi dan para pelaku usaha untuk menjalani tahun 2019 dengan optimisme tinggi. Mendag yakin kondisi perekomomian serta kinerja perdagangan akan lebih baik dari sebelumnya.

"Di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi di beberapa negara, ekonomi Indonesia justru mampu bertahan dan tumbuh stabil dalam tiga tahun terakhir. Untuk itu, kita harus optimis menjalani tahun 2019," ujar Mendag di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 mencapai 5,2%, meningkat dari tahun 2017 yang sebesar 5,1%, dan tahun 2016 sebesar 5%. Sementara tahun ini, kata dia, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3%. Optimisme ini dibangun berdasarkan fakta bahwa fundamental ekonomi nasional semakin membaik.

"APBN semakin kredibel, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, serta penerbitan serangkaian paket kebijakan. Hal-hal itulah yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," tegasnya

Mendag juga optimistis Indonesia akan bisa mengatasi defisit perdagangan yang masih terjadi. "Kita harus tetap optimis mengatasi defisit perdagangan saat ini. Defisit perdagangan disebabkan oleh meningkatnya impor barang modal dan bahan baku/penolong yang berkolerasi dengan pembangunan infrastruktur dan investasi. Ke depan, impor ini dapat mendorong ekspor kita yang pada akhirnya akan memperkecil defisit neraca perdagangan," jelasnya.

Saat ini, lanjut Mendag, Pemerintah tengah mendorong industri substitusi dari barang modal dan bahan baku. Ini menjadi program prioritas Pemerintah yang bertujuan mengurangi etergantungan impor secara bertahap dalam jangka panjang.

Mendag menyampaikan, ada dua hal yang perlu diantisipasi saat ini, yaitu Brexit dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kedua hal ini menurutnya masih memberikan ketidakpastian dan akan mempengaruhi stabilitas ekonomi di dunia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9321 seconds (0.1#10.140)