Penyaluran BNI Griya Tercatat Tumbuh 4,2% Jadi Rp1,6 Triliun

Rabu, 20 Maret 2019 - 01:12 WIB
Penyaluran BNI Griya Tercatat Tumbuh 4,2% Jadi Rp1,6 Triliun
Penyaluran BNI Griya Tercatat Tumbuh 4,2% Jadi Rp1,6 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah menyalurkan BNI Griya per Februari 2019 sebesar Rp1,602 triliun atau tumbuh 4,2% dari penyaluran per Februari 2018 yang sebesar Rp1,537 triliun. Sedangkan jumlah debitur BNI Griya per Februari 2019 adalah sebanyak 178.788 Debitur.

"Jumlah tersebut tumbuh 5,6% dari jumlah debitur sebanyak 169.379 debitur pada Februari 2018," ujar Direktur Retail Banking BNI Tambok P Setyawati dalam acara penandatanganan MoU antara Kemenkop dan UKM dengan Bank BNI dan Perumnas, di Jakarta, Selasa (19/3).

Dia melanjutkan, BNI ditunjuk oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop) dan UKM untuk menjadi bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau BNI Griya bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenkop dan UKM, termasuk pegawai di dua Badan Layanan Umum (BLU) yaitu LPDB KUMKM dan LLP KUKM.

Khusus bagi pegawai Kemenkop dan UKM, BNI menawarkan suku bunga ringan dan tetap mulai 6,75% per tahun efektif fixed 2 tahun pertama dan 7,75% per tahun efektif fixed 1 tahun berikutnya. BNI juga memberikan berbagai keringanan, yaitu Pembayaran Uang Muka sebesar 0% serta propisi khusus sebesar 0,5%.

Para pegawai Kemenkop dan UKM juga dibebaskan dari biaya administrasi dan biaya appraisal. Tambok menlanjutkan, keringanan uang muka 0% ini bisa diperoleh bagi pegawai Kemenkop dan UKM yang menyalurkan gajinya atau tunjangan kinerjanya di BNI serta belum mengambil fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). "Kerjasama itu juga melibatkan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas)," paparnya.

Menurut dia, gaya hidup generasi milenial identik berfokus mencari pengalaman dan menikmati hidup membuat milenial diprediksi sulit punya rumah sendiri. Ditambah faktor harga rumah yang tak lagi murah, rumah dengan lokasi strategis di tengah kota/ibukota saja harganya rata-rata mengalami kenaikan.

Sebagai gambaran, data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan harga rumah di wilayah Jabodetabek saja mengalami kenaikan 20% per tahun. Sementara kenaikan gaji milenial posisi karyawan rata-rata hanya 10% per tahun. “Tentu memiliki hunian idaman pribadi bagi milenial menjadi tantangan tersendiri," imbunya.

Maka dari itu, menanggapi hal ini, BNI menciptakan sebuah produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baru yang lebih mengerti gaya hidup, kebutuhan, dan kemampuan bayar kaum milenial yaitu Produk BNI Griya. Dia memaparkan, BNI Griya sendiri menawarkan suku bunga yang ringan, plafon sebesar Rp20 miliar, jangka waktu fleksible hingga 30 tahun, serta fitur angsuran suka-suka.

Benefit angsuran suka-suka membuat cicilan menjadi lebih ringan di awal kredit dan disesuaikan dengan penghasilan, sehingga tidak mengubah gaya hidup secara drastis. "Kini siapa saja bisa punya rumah dengan mengajukan BNI Griya tanpa perlu repot ke kantor cabang BNI. Sejalan dengan tagline #BNItuDigital, kini mengajukan KPR BNI Griya bisa diajukan secara online melalui aplikasi online (e-Form) yang dapat diakses melalui website www.bni.co.id atau melalui aplikasi BNI Mobile Banking," beber dia.

Hadirnya e-Form BNI Griya ini merupakan persembahan BNI kepada masyarakat luas yang ingin mengajukan aplikasi KPR dengan mudah, terlebih segmen milenial yang sangat tinggi ketergantungannya terhadap gadget. Sekretaris Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring menambahkan, program perumahan bagi ASN ini sudah lama dibicarakan, dimana seluruh ASN bisa memiliki rumah karena rumah merupakan kebutuhan primer.

Dengan bisa memiliki hunian sendiri maka ASN bisa bekerja lebih tenang dan fokus. "Dengan dia tenang dan fokus dalam bekerja, maka saya yakin produktifitas ASN pun akan lebih meningkat lagi," ungkap Meliadi.

Dalam hal ini, lanjut dia, Perumnas yang akan menyediakan lahan dan membangun perumahan, sedangkan Bank BNI membantu ASN dalam hal pembiayaannya. Lokasi perumahan bagi pegawai Kemenkop dan UKM bernama Perumahan Perumnas Parayasa yang berada di Kawasan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, atau sebelah Barat wilayah Serpong. "Parung Panjang merupakan daerah yang sedang berkembang dan memiliki prospek bagus," kata Meliadi.

Menurut dia, fenomena pembangunan perumahan saat ini memang menjauh dari perkotaan. Oleh karena itu, pembangunan perumahan tersebut harus mengutamakan sarana transportasi publik. "Itu sudah tepat, karena Perumahan Perumnas Parayasa ini akan memiliki stasiun kereta sendiri bagi transportasi penghuninya," pungkanya.

Lebih dari itu, dirinya berharap kerjasama Tripartit ini tidak hanya berhenti sampai disini saja. Tapi juga bisa menyasar ke Gerakan Koperasi di seluruh Indonesia untuk bisa memiliki hunian dengan kualitas bagus dan harga terjangkau. "Itu potensi yang luar biasa besar untuk bisa diwujudkan juga," imbuh Meliadi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Perumnas Anna Kunti Pratiwi mengungkapkan, program ini merupakan wujud komitmen Perumnas dalam menyediakan hunian dengan harga terjangkau, terutama bagi seluruh ASN. "Kami menyediakan kualitas hunian dengan sarana dan prasarana terbaik dengan harga terjangkau," ujar Anna.

Dirinya mengakui bahwa pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyediakan sarana transportasi publik yang memadai berupaka penyediaan stasiun khusus bagi Perumahan Perumnas Parayasa. "Ini sebagai bentuk antisipasi perubahan gaya hidup masyarakat yang berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi publik," ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8174 seconds (0.1#10.140)