Realisasi Proyek Listrik 35.000 MW Capai 20%

Rabu, 20 Maret 2019 - 08:56 WIB
Realisasi Proyek Listrik 35.000 MW Capai 20%
Realisasi Proyek Listrik 35.000 MW Capai 20%
A A A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menargetkan proyek 35.000 megawatt (MW) akan selesai pada 2024 mendatang. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan permintaan dan ketersediaan pasokan listrik.

“Saat ini realisasi proyek 35.000 MW mencapai 20%. Pasokan listrik baru akan meningkat pada 2020 mendatang,” ujar Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, peningkatan pasokan listrik tersebut menyesuaikan dengan permintaan. Untuk mendukung peningkatan pasokan rencananya akan ada proyek 10.000 megawatt (MW) yang beroperasi pada 2020.

“Secara signifikan akan banyak masuk tahun 2020. Perkiraannya lebih dari 10.000 MW sehingga proyek 35.000 MW akan selesai 2023 sampai 2024 mendatang,” kata dia.

Untuk tahun ini, imbuhnya, PLN menargetkan tambahan kapasitas proyek 35.000 MW sebesar 3.800 MW. Proyek tersebut direncanakan akan selesai pada kuartal III/2019. “Paling besar itu masuknya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 1.000 MW,” tandasnya.

Dia merinci proyek-proyek yang akan selesai pada triwulan III tahun ini di antaranya PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 1.000 MW, PLTU Cilacap Ekspansi berkapasitas 1.000 MW dan PLTU Lontar dengan kapasitas 350 MW. Selain itu, tahun ini akan beroperasi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan dengan kapasitas 560 MW.

“Kami harapkan PLTU dengan kapasitas besar dapat segera beroperasi. Baik itu PLTU Jawa 7, PLTU Ekspansi Cilacap, PLTU Lontar dan EBT,” ucapnya.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu menambahkan, proyek 35.000 MW yang sudah beroperasi secara komersial (comercial operation date/COD) mencapai 3.009 MW atau sebesar 8%. Adapun sebesar 20.416 MW atau 58% dalam tahap konstruksi.

Sedangkan 9.507 MW atau 27% masih tahap penandatanganan kontrak (Power Purchase Agreement/PPA). Sementara sebesar 1.383 MW atau 4% masih dalam tahap pengadaan dan sebesar 954 MW atau 3% masih dalam tahap perencanaan.

“Bila dilihat secara keseluruhan proyek yang telah PPA sekitar 93,37% hanya tersisa 6,63% yang belum PPA,” kata dia.

Dia menjelaskan, dari 8% pembangkit yang telah banyak beroperasi itu di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan pembangkit EBT dengan kapasitas kecil. Sedangkan untuk proyek yang telah PPA terdiri dari PLTU, Pembakit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Untuk 27% pembangkit yang telah PPA namun belum konstruksi, saat ini sedang dalam proses pemenuhan sersyaratan pendanaan agar tercapai financial closing. Untuk mencapai hal tersebut, pengembang harus menyelesaikan antara lain pembebasan lahan dan izin lingkungan hidup (Amdal/UKL/UPL). Sementara untuk 7% yang ada dalam tahap pengadaan, prosesnya ditargetkan selesai paling lama tahun depan.

Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan menginstruksikan kepada PLN untuk mendorong pengembangan energi terbarukan dengan penambahan pembangkit listrik energi baru terbarukan sebesar 16.714 MW untuk mencapai target bauran EBT minimal 23% pada 2025.

"RUPTL tahun lalu tambahan pembangkit EBT 14,9 GW, kami perbarui 16,7 GW. Jadi, naik kira kira 1,8 GW," tuturnya.

Infrastruktur ketenagalistrikan yang rencananya dibangun sampai 2028 di antaranya pembangkit tenaga listrik sebesar 56.395 MW, jaringan transmisi sepanjang 57.293 kms, gardu induk sebesar 124.341 MVA, jaringan distribusi sepanjang 472.795 kms, dan gardu distribusi sebesar 33.730 MVA. (Nanang Wijayanto)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0575 seconds (0.1#10.140)