Lulusan Pesantren Didorong Jadi Wirausahawan

Senin, 25 Maret 2019 - 12:39 WIB
Lulusan Pesantren Didorong Jadi Wirausahawan
Lulusan Pesantren Didorong Jadi Wirausahawan
A A A
SRAGEN - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya menumbuhkan wirausaha di Tanah Air salah satunya melalui program Santripreneur.

Program ini untuk mendorong penumbuhan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren sekaligus menjadi implementasi dari Peta Jalan Making Indonesia 4.0 dalam pemberdayaan industri kecil dan menengah (IKM).

”Dengan program Santripreneu, santri masa kini dituntut agar tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga mampu berwirausaha,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto saat mengunjungi Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah di Sragen, Jawa Tengah, Jumat (22/3) petang.

Airlangga menuturkan, upaya konkret yang dilakukan pemerintah untuk mendorong jiwa wirausaha para santri antara lain memfasilitasi dengan alat-alat produksi. ”Misalnya, di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen ini, kami mengirimkan langsung mesin dan peralatan pembuat roti untuk dimanfaatkan para santri agar bisa produktif dan berwirausaha,” ujarnya.

Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) memberikan sejumlah bantuan alat, yaitu satu unit planetary mixer, satu unit spiral mixer (mesin pencampur ado nan), satu unit proofer (mesin pengembang adonan), satu unit oven, satu unit mesin potong roti, satu unit lemari es, dan satu unit impulse sealer (alat perekat plastik).

Kemudian dua unit meja stainless, 10 unit loyang pelengkap oven, satu unit hand mixer, satu unit penggiling adonan manual, satu unit tabung gas beserta regulator dan LPG, satu unit timbangan digital, serta satu unit rak bakery pan.

”Tadi saya memastikan barang yang diserahkan sudah sampai atau belum, ternyata peralatan untuk membuat roti bukan saja sudah sampai, tapi sudah dipakai untuk memproduksi roti. Kemenperin dengan senang hati membantu pondok pesantren dengan berbagai peralatan agar bisa semakin produktif menjalakan usahanya,” ucap Menperin.

Berdasarkan data Kemenperin, sampai dengan 2018, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin telah melatih 5.945 pelaku IKM di seluruh Indonesia dan membukukan transaksi lebih dari Rp1,3 miliar pada 2018 atau naik 773% dari transaksi tahun sebelumnya yang hanya Rp168 juta.

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, tujuan dari kegiatan Santripreneur adalah menumbuhkan wirausaha baru di kalangan para santri sehingga dapat menciptakan usaha-usaha baru di bidang industri.

Gati menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah membina 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3.000 santri diberikan pelatihan produksi serta motivasi kewirausahaan. ”Pondok pesantren memiliki potensi besar dalam penyediaan sumber daya manusia kompeten, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun,” katanya. (Sudarsono)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7459 seconds (0.1#10.140)