Ini Alasan Tarif Ojek Online Jabodetabek Beda dengan Daerah

Senin, 25 Maret 2019 - 14:10 WIB
Ini Alasan Tarif Ojek Online Jabodetabek Beda dengan Daerah
Ini Alasan Tarif Ojek Online Jabodetabek Beda dengan Daerah
A A A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan batas atas dan batas bawah tarif ojek online (ojol) berdasarkan tiga zona yang bakal berlaku mulai 1 Mei 2019. Tiga zona tersebut merupakan daerah yang menggunakan transportasi ojol.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiadi menerangkan, tarif ojek online terendah ditetapkan pada zona 1 (Sumatera, Bali, Jawa selain Jabodetabek) sebesar Rp1.850 per km. Sedangkan batas bawah tarif zona II (Jabodetabek) ditetapkan sebesar Rp2.000 per km dan zona III (Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara, Maluku, dan Papua) ditetapkan sebesar Rp2.100 per km.

Sementara batas atas tarif tertinggi ditetapkan untuk zona III sebesar Rp2.600 per km, kemudian zona II sebesar Rp2500 per km, dan zona I Rp2.300 per km. "Kemudian ada 3 zona yaitu zona 1 Sumatera, Jawa, Sulawesi, zona dua itu Jabodetabek. Selanjutnya zona Sulawesi, Kalimantan dibedakan besaran tarif," ujar Budi di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Dia pun mengungkapkan alasan tarif ojek online di Jabodetabek lebih mahal dibandingkan lainnya dikarenakan ojek online telah menjadi kebutuhan primer. "Karena ojek online sudah kebutuhan perimer artinya ada aspek ojek online menjadi kebutuhan saat ke feeder transportasi untuk menuju feeder lainnya," jelasnya

Sambung dia menjelaskan, tarif ini sudah memperhitungkan dua komponen yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung yakni biaya jasa penyewaan aplikasi dibebankan ke konsumen. Artinya konsumen bisa membayar lebih mahal 20% dari batas atas jika ditambah dengan biaya jasa aplikasi. "Biaya tidak langsung sebagai biaya jasa di pihak aplikator 20%. 80% yang (diumumkan) ini adalah hak pengemudi," ungkapnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6180 seconds (0.1#10.140)