Kekhawatiran Ekonomi Global Angkat USD, Rupiah Tertekan ke 14.240

Kamis, 28 Maret 2019 - 11:39 WIB
Kekhawatiran Ekonomi Global Angkat USD, Rupiah Tertekan ke 14.240
Kekhawatiran Ekonomi Global Angkat USD, Rupiah Tertekan ke 14.240
A A A
JAKARTA - Kekhawatiran akan prospek ekonomi global membuat dolar Amerika Serikat (USD) bergairah kembali karena statusnya sebagai mata uang safe haven. Kurs rupiah di data Yahoo Finance pada Kamis (28/3/2019) nelangsa 32 poin atau 0,22% ke level Rp14.230 per USD, berbanding Rabu lalu di Rp14.198 per USD.

Pasar spot Bloomberg mencatat nilai tukar rupiah jatuh 32 poin atau 0,23% ke posisi Rp14.240 per USD, setelah dibuka melemah 9 poin ke level Rp14.216 per USD di awal dagang. Rabu kemarin, rupiah tergerus ke level Rp14.207 per USD.

Rupiah pun menjadi mata uang terburuk kedua di Asia pada hari ini. Hampir seluruh mata uang Asia tidak berdaya melawan USD. Peso Filipina tergerus -0,24%, kemudian rupiah -0,23%, won Korea Selatan -0,21%, rupee India -0,20%, dan ringgit Malaysia -0,10%.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok rupiah pada Kamis ini di Rp14.255 per USD, melemah 53 poin atau 0,37% dari level Rp14.202 per USD pada Rabu kemarin.

Melansir dari Reuters, keperkasaan USD karena sejumlah bank sentral di dunia memilih bersikap dovish dengan menuda kenaikan suku bunga, seiring kekhawatiran atas prospek ekonomi global yang melambat.

Ketidakpastian global karena masih adanya ketegangan dagang AS dengan China, ketidakpastian Brexit, dan perlambatan ekonomi Jerman menambah kekhawatiran soal perlambatan ekonomi global.

Sikap bank sentral beberapa negara yang lunak ini mendorong indeks USD naik 0,17% menjadi 96,942, melawan enam mata uang utama dunia. Dolar AS mampu mengesampingkan penurunan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang jatuh ke posisi terendah 15 bulan.

"Imbal hasil obligasi AS memang jatuh ke level rendah. Tapi ini tidak mempengaruhi dolar AS. Karena bagaimana pun juga imbal hasil AS masih pada tingkat yang relatif menarik dibandingkan di zona euro dan bank sentral Selandia Baru tiba-tiba berubah lunak. Mata uang euro juga terseret hasil negatif di Jerman," tulis Reuters.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7306 seconds (0.1#10.140)