Ayam dari Kementan Bukan Ayam Biasa

Jum'at, 29 Maret 2019 - 14:31 WIB
Ayam dari Kementan Bukan Ayam Biasa
Ayam dari Kementan Bukan Ayam Biasa
A A A
CIREBON - Marwan, salah satu petani penerima bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) terlihat semringah setelah mendapat 50 ekor bibit ayam untuk dikembangbiakan. Marwan merasa senang karena bibit ayam ini menjadi harapan dan tumpuan perekonomian.

"Saya bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengembangkan bantuan ayam dari pemerintah," kata Marwan saat menghadiri Apresiasi dan Singkronisasi Pertanian Modern, Maju dan Lestari, Petani Kabupaten Cirebon Sejahtera di GOR Ranggajati pada Kamis (28/3/2019).

Marwan mengatakan, bantuan ini diharapkan menjadi titik awal untuk mewujudkan cita-citanya menjadi peternak besar. Meski butuh usaha dan kerja keras, namun proses itu tetap akan ia tempuh sebagai wujud dari semangat yang terus menggebu.

"Seperti yang dikatakan pak Menteri (Andi Amran Sulaiman), bahwa kita kalau mau sukses harus bangun jam 4 subuh dan pulang jam 11 malam. Nah, saya masih punya semangat itu," katanya.

Bukan hanya Marwan yang bahagia. Ada juga Lukman (45), Sairi (50), Selamet (39), Sodikin (33), Radian (47). Mereka tergabung dalam Kelompok Tani Putri Cina, Desa Bayalagu Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon yang merasa senang karena akan menerima 50 ekor ayam bantuan Kementerian Pertanian.

Saking senangnya mereka bergerombol memandangi satu per satu bantuan yang terpajang. Pria dengan kulit terang satu di antaranya bernama Sodikin mengaku senang dengan ayam akan diterimanya tapi sedikit bingung. "Ini gimana cara merawatnya ya. Misalnya kalau ayamnya kurang sehat bagaimana?," tanyanya.

Sementara Lukman berawak kurus serta berkulit gelap tersenyum lebar usai melihat ayam yang akan dibagikan. "Senang dapat ayam. Tapi kalau bisa sekalian kandangnya," ucap Lukman.

Ayam bantuan Kementan tesebut bagi Lukman dan Sodikin bakal menambah pendapatan selain selama ini menjadi menjadi petani padi. Selain itu Lukman mengisi waktu setelah bertani menjadi tukang becak, sementara Sodikin berdagang. Baik Sodikin dan Lukman merasa beruntung mendapat ayam yang akan menambah koceknya jika dipelihara dengan baik.

Rani Istriani dari Ditjen PKH Kementan pada kesempatan sama menjelaskan
pemeliharaan ayam KUb sama dengan ayam kampung lainnya. "Biasa saja cara memiaranya. Berbeda dengan ayam buras yang memerlukan penanganan khusus saat baru netas," ujar Rani.

Rani memastikan ayam ternak bantuan Kementan sudah diberi vaksin sehingga tidak perlu khawatir. Namun jika ada ayam yang sakit petani bisa mendatangi petugas PPL di kabupaten.

Menurut Rani ayam bantuan Kementan memiliki genetik lebih bagus karena hasil persilangan. Rani hanya mengingatkan agar menjaga kebersihan kandang ayam dan memperhatikan pakannya.

Seperti diketahui ayam bantuan Kementerian Pertanian adalah Ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian (KUB) merupakan ayam kampung murni hasil seleksi galur betina selama 6 generasi. Ayam KUB memiliki keunggulan kemampuan produksi telur 160-180 butir per tahun dan bobot potong 800-900 gram dalam waktu 10 minggu.

Selain itu ayam KUB merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik yang memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Produksi telur (henday) ayam KUB sebesar 45 – 50% dibanding ayam kampung biasa yang hanya 20% pada pemeliharaan semi intensif dan 30% pada pemeliharaan Intensif. Puncak produksi telur mencapai 84% pada umur ayam 31 minggu.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9816 seconds (0.1#10.140)