Durian Si Gundul, Buah Langka dari Lereng Rinjani

Jum'at, 29 Maret 2019 - 16:01 WIB
Durian Si Gundul, Buah Langka dari Lereng Rinjani
Durian Si Gundul, Buah Langka dari Lereng Rinjani
A A A
JAKARTA - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah dikenal sebagai sentra produksi berbagai komoditas hortikultura unggulan seperti manggis di Narmada dan bawang putih di Sembalun. Namun ternyata ada juga jenis buah langka yang belum banyak diketahui dunia, yaitu durian tanpa duri dari lereng Gunung Rinjani.

Keunggulan dan keunikan yang dimiliki buah yang dinamai Si Gundul ini terletak pada buahnya yang tidak memiliki duri seperti pada buah durian pada umumnya. Daging buah durian ini berwarna kuning muda dengan rasa manis, daging buahnya tebal-sedang hampir sama dengan dengan buah durian pada umumnya. Berat buah rata-rata berkisar antara 0,87-1,5 kg.

Durian Si Gundul memiliki daya adaptasi yang luas, dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga menengah sehingga mulai banyak dikembangkan di NTB dan beberapa wilayah Indonesia.

Kepala BPSB Provinsi NTB Wardi menjelaskan, berdasarkan data perbanyakan benih melalui sertifikasi dari 2008-2018 telah dikembangkan sebanyak 23.409 batang dan telah tersebar di wilayah Nusa Tenggara Barat dan sebagian dikirim ke luar Provinsi NTB.

"Sentra utama buah ini di provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat di Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada. Dengan segala keunikan dan kelebihannya, durian ini resmi didaftarkan menjadi Varietas Unggul Nasional pada tanggal 22 April 2008 dengan Nomor: 440/Kpts/SR.120/4/2008 dengan nama Si Gundul," jelas Wardi.

Wardi menambahkan, Pohon Induk Tunggal (PIT) buah ini terdapat di tepi hutan kawasan lindung Gunung Rinjani yang termasuk wilayah Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

PIT durian Si Gundul saat ini tidak berbuah lagi yang disebabkan bakal buah rontok akibat musim hujan. Penangkar benih buah-buahan di daerah NTB memperbanyak benih buah ini sejak diresmikan menjadi Varietas Unggul Nasional.

Wardi menyebutkan penangkar yang memperbanyak pertama kali adalah Ahmad Fauzi, pimpinan UD Hikmah. Pada 2009 lalu, Ahmad mengirim benih durian Si Gundul ke Cileungsi, Bogor, untuk dibudidayakan sebanyak 2.000 benih.

"Sampai saat ini banyak penangkar benih hortikultura yang memproduksi benih durian si Gundul namun jumlahnya masih terbatas karena permintaan dipasaran kurang banyak, benih durian yang banyak diminati untuk saat ini adalah Kani, Matahari dan Otong," papar Wardi.

Pohon durian tanpa duri ini sudah mulai berbuah namun hanya sedikit sehingga belum tersedia di pasaran. Permasalahan yang dihadapi adalah tanaman yang sudah berbunga gagal berbuah yang kemungkinan disebabkan faktor cuaca.

Observasi tentang durian Si Gundul terus dilakukan selama 10 tahun oleh BPSB Pertanian Provinsi NTB bersama dengan ahli durian dari Taman Buah Mekarsari Reza Tirtawinata dan Yayasan Durian Nusantara di Taman Kerajaan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Pelaksana Tugas Direktur Buah dan Florkultura Sri Wijayanti Yusuf berharap agar perbanyakan durian Si Gundul ditingkatkan untuk menjadikan buah ini sebagai salah satu kebanggaan nasional Indonesia.

"Mengingat keunikan dan kelebihannya yang cuma satu-satunya di dunia. Keunggulan dan keunikan durian Si Gundul ini tidak dimiliki oleh durian lainnya, oleh karena itu ke depan pengembangannya harus terus ditingkatkan," tandasnya.

Saat ini, buah durian lokal makin banyak memasuki pasar ekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi dan ekspor durian setiap tahun mengalami kenaikan. Produksi pada 2017 mencapai 795 ton dan ekspornya mencapai sebesar 240 ton.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4223 seconds (0.1#10.140)