China Bantah Lakukan Jebakan Utang di Proyek Jalur Sutra Modern

Minggu, 31 Maret 2019 - 06:31 WIB
China Bantah Lakukan Jebakan Utang di Proyek Jalur Sutra Modern
China Bantah Lakukan Jebakan Utang di Proyek Jalur Sutra Modern
A A A
BEIJING - Chinese Debt Trap atau jebakan utang China. Isu ini menjadi viral di tingkat global, seiring "mengguritanya" investasi Republik Rakyat China dalam membangun proyek Jalur Sutra modern (Belt and Road Initiative).

Kalangan barat terutama Amerika Serikat menuding China melakukan investasi untuk menjual pengaruh kepada negara-negara tujuan. Bahkan melakukan pemaksaan utang dalam mengembangkan proyek Jalur Sutra modern.

Melansir dari CNBC, Sabtu (30/3/2019), pejabat China angkat suara terkait maraknya kritikan terhadap Jalur Sutra modern. Mereka membela kebijakan utama dari Presiden China, Xi Jinping.

Anggota Dewan Negara China, Yang Jiechi, menjelaskan Belt and Road Initiative merupakan upaya membangun kembali Jalan Sutra lama untuk menghubungkan China dengan Asia, Eropa, dan seterusnya, dengan belanja infrastruktur besar-besaran.

Mantan Menteri Luar Negeri China dan mantan Duta Besar RRC untuk Amerika Serikat itu, menampik bahwa China memaksakan utang dalam proyek Jalan Sutra modern. "China tidak pernah memaksakan utang kepada peserta proyek Jalan Sutra modern," tandasnya.

Ia menambahkan, China juga tidak bertujuan menyebarkan pengaruhnya di luar negeri dan membebani negara-negara peserta dengan utang melalui proyek-proyek yang tidak transparan.

Yang Jiechi merasa berang dengan tudingan Amerika Serikat terbaru, dimana Negeri Paman Sam mengkritik keputusan Italia yang meneken rencana Jalan Sutra modern, selama kunjungan Xi Jinping ke Roma.

Yang juga menyangkan sikap beberapa komunitas internasional yang percaya dengan isu ini. "Isu perangkap utang kepada negara-negara peserta adalah alat geopolitik," tukasnya kepada People's Daily, media resmi Partai Komunis China.

Menurut dia, isu ini berkembang viral akibat kurangnya objektivitas dan pemahaman yang adil tentang inisiatif Belt and Road. "Ini adalah kesalahpahaman, salah penilaian, dan bahkan prasangka," tulis Yang.

Ia dan negaranya berkali-kali menekankan bahwa Jalur Sutra modern adalah upaya mempromosikan pengembangan bersama antar negara. "Belt and Road bersifat terbuka, inklusif dan transparan. Tidak melakukan permainan geopolitik sedikit pun," sambungnya.

Lanjut dia, rumor soal jebakan utang China dalam proyek Belt and Road mudah sekali untuk dibantah. Pasalnya, kata dia, proyek-proyek Belt and Road, mulai dari pemilihan sampai pembiayaan, berdasarkan penilaian yang cermat dan menekankan pembangunan berkelanjutan.

"Untuk mitra negara dan perusahaan yang mengalami kesulitan utang, prinsip China adalah menyelesaikannya dengan tepat melalui konsultasi ramah, dan tidak pernah mendorong atau memaksa utang pada siapa pun," Yang menambahkan.

Isu jebakan utang kembali ramai seiring rencana China yang akan mengadakan KTT Belt and Road kedua di Beijing pada akhir April mendatang. Sebanyak 40 kepala negara dan kepala pemerintahan akan turut serta. Mereka yang sudah mengkonfirmasi hadir, diantaranya Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5357 seconds (0.1#10.140)