Pasokan Bawang Merah Mulai Normal, Pedagang Diminta Tak Spekulasi

Sabtu, 06 April 2019 - 00:14 WIB
Pasokan Bawang Merah Mulai Normal, Pedagang Diminta Tak Spekulasi
Pasokan Bawang Merah Mulai Normal, Pedagang Diminta Tak Spekulasi
A A A
JAKARTA - Berkurangnya pasokan bawang merah di Brebes saat ini lebih disebabkan karena waktu panen mundur, bukan karena petani tidak lagi semangat menanam di sentra produksi. Saat penanaman di Brebes berkurang, penanaman di daerah penyangga meluas ke Demak, Kendal, Pemalang, Madura hingga Bima.

"Kalau ada yang bilang petani bawang merah tidak semangat tanam itu salah besar. Yang terjadi saat musim hujan, petani mengatur pola tanam, dari lahan sawah irigasi ke lahan-lahan off season atau lahan kering," ujar Wakil Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Ahmad Soleh.

"Pertengahan april ini aja, Kendal panen raya 350 hektar secara berjenjang, Kalau ada pedagang yang nahan-nahan barang atau coba-coba spekulasi, dijamin rugi sendiri nanti. Kami petani juga tidak nyaman dengan harga tinggi, karena mengganggu dapur kami juga," sambungnya.

Hal senada ditambahkan Kasnoto, Ketua Kelompok Tani Rahayu, Desa Kotakan Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak, dengan luas panen di wilayahnya mencapai 1.600 hektar pada Bulan April, ditambah harga pada tingkat petani antara Rp20 ribu sampai Rp23 ribu membuat petani sangat antusias. Rata-rata panen saat ini masuk ke Brebes dan pasar Induk Tanah Tinggi.

Kepala Seksi Hortikultura Kabupaten Indramayu, Yuniah, mengatakan saat ini tanaman bawang merah masih banyak dijumpai di daerah Patrol. "Saat ini petani bawang merah Patrol sebagian besar memang baru memasuki persiapan tanam raya. Kebutuhan benih dipasok dari Brebes dan Cirebon. Sebagian petani sudah menyisihkan hasil panen untuk dijadikan benih. Jadi sama sekali gak ada masalah dengan benih bawang merah", kata Yuni. "

Ia juga menekankan dalam menghadapi Lebaran nanti pasokan dari Patrol sangat aman. Penangkar benih bawang merah Pati, Suparlan, membantah saat ini benih bawang merah langka. "Memang begitu harga konsumsi tinggi, mendorong stok bibit ikut terjual. Tapi tidak semua hanya sebagian. Lah saya aja masih ada 30 ton benih. Harganya juga standar sekitar Rp 25 ribu per kilo", ujarnya. "Kalau ada yang merasa kesulitan cari benih, saya siap bantu," imbuh Suparlan.

Berdasarkan pantauan redaksi ke lapang, pasokan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati Jakarta saat ini berangsur normal. Pasokan mencapai 32 truk dari normalnya cukup 25 truk. Dalam beberapa hari ke depan, pasokan diprediksi normal 30 truk per hari.

Hal ini terlihat dari turunnya harga di Pasar Induk Kramat Jati pada kisaran harga Rp1.000 sampai Rp2.000 dibanding hari sebelumnya. Terkait masih tingginya harga di tingkat retail saat ini diduga akibat pedagang masih menjual stok yang dibeli beberapa hari lalu.

"Pasokan ke Kramat Jati sudah mulai normal, hari ini masuk 32 truk sehari. Pekan depan pasokan dari Brebes juga akan kembali normal, perkiraan 30 truk per hari. Sebentar lagi normal, baik induk maupun ecer," ujar Fredi, Tokoh petani bawang merah Pemalang saat dihubungi. "

"Kalau harga di eceran tinggi mungkin karena itu kulakan lama. Pedagang gak mau rugi, sehingga menjualnya juga dengan harga tinggi. Tapi sebentar lagi mereka akan dapat bawang merah dengan harga lebih murah, otomatis jualnya juga akan lebih murah," tukasnya.

Saat di hubungi terpisah, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh. Ismail Wahab menyebut panen bulan april mencapai 9 ribuan hektar dengan potensi produksi 90 ribu ton. "Saya pastikan tanaman bawang merah masih sangat luas, sebagian bahkan sudah siap panen. Dari Jawa Barat sendiri saja mampu mengisi pasar Jabodetabek. Pasokan aman, jangan kuatir" tegas Ismail.

Untuk mengisi Pasar Jakarta dan sekitarnya, penyangga bawang merah tidak hanya dari Brebes namun dari sentra besar lainnya seperti Bandung, Garut, Sukabumi, Kendal, Demak, Majalengka, Cirebon bahkan Nganjuk dan Solok. "Tidak ada alasan harga bertahan tinggi, karena di tingkat petani saja hanya Rp. 20-23 ribu per kilo. Masa di retail bisa 2 kali lipat. Tidak wajar itu", ujarnya.

"Yang pasti kami sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk mencermati harga saat ini. Saya hanya ingatkan, jangan ada yang main-main dengan harga," kata Ismail dengan nada serius.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5087 seconds (0.1#10.140)