Harga Minyak Dunia Terpeleset di Tengah Melimpahnya Produksi AS

Kamis, 18 April 2019 - 11:09 WIB
Harga Minyak Dunia Terpeleset di Tengah Melimpahnya Produksi AS
Harga Minyak Dunia Terpeleset di Tengah Melimpahnya Produksi AS
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan, Kamis (18/4/2019) usai terpeleset sebagai dampak dari melimpahnya produksi minyak Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut memberikan kejutan setelah kemarin stok AS sempat menyusun, sedangkan Brent juga mundur usai sempat menyentuh posisi tertinggi dalam lima bulan.

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan ke level USD71,42 per barel pada pukul 02.35 GMT atau mengalami penyusutan 20 sen yang setara 0,3% dari penutupan terakhir. Sedangkan sebelumnya Brent turun lebih rendah 0,1% pada Rabu, kemarin usai sebelumnya melesat ke level tertinggi sejak 8 November pada posisi USD72,27 per barel.

Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di level USD63,69 per barel yang juga mendapatkan tekanan sehingga menjadi lebih rendah 7 sen atau 0,1% dari sesi perdagangan sebelumnya. WTI menutup sesi terakhir turun 0,5%.

Di sisi lain persediaan minyak mentah AS turun 1,4 juta barel sepanjang pekan hingga 12 April, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 1,7 juta barel, seperti diumumkan Departemen Energi (DoE) kemarin. "Peningkatan terus-menerus dalam output minyak AS, bersama-sama dengan kekhawatiran sisi permintaan yang bakal tergerus oleh sengketa perdagangan AS-China, membatasi kenaikan harga," ujar Kepala Analisis Interfax Energy yakni Abhishek Kumar di London.

Sedangkan data resmi pada hari Rabu menunjukkan ekonomi China tumbuh sebesar 6,4% pada kuartal pertama, menentang ekspektasi untuk pelambatan lebih lanjut, pembicaraan tentang kesepakatan perdagangan AS-China sendiri belum membuahkan hasil.

Selanjutnya perang perdagangan AS-Cina telah bergemuruh, harga minyak telah mendapatkan dukungan tahun ini oleh kesepakatan yang dicapai Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutu, termasuk Rusia, untuk membatasi produksi minyak mereka sebesar 1,2 juta barel per hari. Pasokan global juga semakin diperketat oleh sanksi AS terhadap anggota OPEC, Venezuela dan Iran.

Ekspor minyak mentah Iran telah turun pada bulan April ke level harian terendah tahun ini, seperti dtunjukkan data tanker serta yang dikatakan sumber industri, menunjukkan penurunan minat pembeli menjelang tekanan lebih lanjut yang diharapkan dari Washington. Lonjakan produksi AS telah mengisi beberapa kesenjangan dalam pasokan, meskipun tidak semua produksi yang hilang dapat segera digantikan oleh minyak serpih A.S. karena konfigurasi kilang.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7749 seconds (0.1#10.140)