Harga Minyak Jatuh Setelah Trump Desak OPEC Tingkatkan Produksi

Senin, 29 April 2019 - 12:09 WIB
Harga Minyak Jatuh Setelah Trump Desak OPEC Tingkatkan Produksi
Harga Minyak Jatuh Setelah Trump Desak OPEC Tingkatkan Produksi
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah melemah pada Senin (29/4/2019), setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendesak OPEC untuk meningkatkan produksi mereka mengganti posisi Iran yang mendapatkan sanksi dari AS. Melemahnya harga minyak memperpanjang penurunan sejak Kamis akhir pekan lalu.

Melansir dari Reuters, harga minyak internasional Brent turun 35 sen atau 0,5% menjadi USD71,80 per barel pada pukul 02:15 GMT. Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) berkurang 39 sen atau 0,6% menjadi USD62,91 per barel.

Bank ANZ mengatakan harga minyak terpukul karena Presiden AS, Donald Trump, telah mengadakan pembicaraan dengan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi dalam mengisi pasokan minyak yang kian ketat akibat dampak sanksi ekspor minyak Iran.

Trump mengatakan pada Jumat pekan lalu, bahwa dirinya telah menelepon Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menurunkan harga minyak dan segera meningkatkan produksi.

"Harga minyak harus turun. Saya sudah menelepon OPEC, saya katakan Anda harus menurunkannya," ujar Trump kepada wartawan. Pernyataan Trump tersebut memicu aksi jual saham-saham perusahaan minyak, sehingga menjatuhkan harga.

Sebelumnya, harga minyak telah mendapatkan momentum pada awal April ini, dengan meningkat hingga 40% sejak awal tahun. Hal ini dikarenakan Trump yang memperketat sanksi ekspor terhadap Iran, dimana sebelumnya AS agak lunak dengan memberi pengecualian pada sejumlah negara Asia untuk membeli minyak dari Iran.

Sementara itu, OPEC dan Rusia terus mengurangi produksi minyak mereka, sehingga pasokan minyak menjadi ketat dan mengerek harga. Namun kesepakatan OPEC dan Rusia ini diperkirakan tidak bertahan lama. Karena Rusia telah mengatakan akan memenuhi kebutuhan permintaan minyak China. Selama ini, Beijing mendapat minyak dari Iran. Akibat sanksi AS, maka China akan membeli minyak dari Rusia.

"Rusia tampaknya selalu memiliki alasan ketika OPEC ingin melanjutkan pemotongan produksi. OPEC Plus (Rusia) sepertinya tidak solid dalam memperpanjang pengurangan produksi," kata Edward Moya, analis senior di bursa berjangka Oanda di Singapura.

Selain akan menjual minyak kepada China, Rusia akan memasang kembali pasokan minyak ke Eropa Tengah dan Eropa Barat dalam dua pekan mendatang, setelah ditangguhkan di pekan lalu akibat masalah kualitas.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6028 seconds (0.1#10.140)