Pengembangan Infrastruktur Topang TOD

Rabu, 08 Mei 2019 - 13:14 WIB
Pengembangan Infrastruktur Topang TOD
Pengembangan Infrastruktur Topang TOD
A A A
PEMBANGUNAN infrastruktur transportasi guna mendukung konektivitas di Indonesia, terutama Ibukota Jakarta dengan kota-kota penyangganya, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), terus digencarkan pemerintah.

Pengembangan real estate yang terintegrasi dengan moda transportasi publik modern ini menjadi salah satu fokus utama PT Jaya Real Property Tbk dalam pengembangan setiap proyeknya. Salah satu yang terbaru adalah Transit Oriented Development (TOD) CORE Cipete.

Melalui Jaya Properti Fatmawati selaku entitas anak usaha, PT Jaya Real Property Tbk menghadirkan CORE Cipete sebagai one stop living yang berkonsephybrid antara hunian, kantor, co-working space, dan sarana penunjangnya.

Berlokasi hanya nol meter dari Stasiun MRT Cipete Raya, CORE Cipete diyakini akan menjadi simpul pertemuan baru di kawasan yang dinamis dan paling strategis di Jakarta Selatan.

Djuniardi Christanto, Direktur PT Jaya Real Property Tbk mengatakan, CORE Cipete merupakan sebuah inovasi dari pihaknya yang dibangun dengan sepenuh hati menyesuaikan dua kebutuhan generasi milenial dan perkembangan zaman.

“CORE Cipete mengusung tema The key to unlock the balance between living and working, akan mampu memenuhi kebutuhan milenial yang memiliki strong entrepreneurial mindset, menyukai kemudahan, dan mencari suasana yang produktif dan kolaboratif,” ujarnya.

Djuniardi menjelaskan, dengan mengusung konsep CORE atau Creative Office and Residence, CORE Cipete menjawab kebutuhan akan one stop living yang dinamis.

“Kami optimis CORE Cipete mampu menjadi kawasan TOD baru yang membawa segudang manfaat, baik dari segi ekonomi karena efisiensi biaya transportasi hingga segi keberlanjutan lingkungan karena pengurangan emisi karbon dari penggunaan kendaraan pribadi,” ucapnya.

Dia menambahkan, jika biasanya menempuh jarak dari Cipete Raya ke pusat kota Jakarta (Bundaran HI) bisa mencapai lebih dari dua jam pada waktu sibuk menggunakan mobil, melalui MRT hanya perlu menghabiskan 21 menit dan tanpa stres.

“Ditambah penghuni tidak perlu lagi repot berjalan apalagi berkendara menuju stasiun, karena Stasiun MRT Cipete Raya benar-benar terhubung langsung melalui sky bridge ke CORE Cipete, yakni nol meter,” kata Djunardi.

Sementara itu, pengembang properti Setiabudi Land membidik pasar kaum milenial pada penggarapan proyek keempat mereka, Perumahan Qianna Residence di wilayah Ciandam, Cibereum, Sukabumi, Jawa Barat.

Komisaris Setiabudi Land, Ryan Pratama mengatakan, Qianna Residence akan menerapkan standar baru dari aspek arsitektur, lokasi, dan konsep lingkungan sesuai dengan semangat muda kaum milenial.

“Hunian terletak di tengah Kota Sukabumi. Dekat dengan rencana Tol Bocimi, juga banyak akses jalan sekaligus dekat dengan pusat perekonomian,” tuturnya. Saat ini, kata dia, 130 unit hunian sudah dibangun di Qianna Residence.

Sebanyak 50% sudah membeli hunian tersebut. Sedangkan 70% pembeli mendominasi kaum milenial sesuai dengan target awal peruntukan perumahan itu bagi kaum muda tersebut.

“Sesuai dengan target awal peruntukan Qianna Residence, karena bentuk rumah yang ditawarkan cocok dengan keluarga muda kaum milenial,” ucap Ryan.

Ryan menambahkan, Grup Setiabudi Land berdiri sejak 2009 telah membangun 1.300 unit rumah di beberapa wilayah. “Daerah Sukabumi menjadi fokus pengembangan usaha kami ke depan. Sedangkan untuk mitra perbankan hampir semua bank sudah bekerja sama dengan kami,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengapresiasi investasi properti yang dibangun Qianna Residence Grup Setiabudi Land di wilayah Ciandam, Cibereum, Sukabumi.

“Berkembangnya bisnis properti akan menggerakkan daya ungkit perekonomian beriringan dengan peningkatan infrastruktur transportasi yang menjadi fokus juga pemerintah pusat,” katanya.

Menurut Fahmi, hadirnya Qianna Residence diharapkan bisa memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal bagi warga Sukabumi.

Ke depan bisa menjadi daya ungkit pembangunan bagi wilayah Sukabumi, tentu Kota Sukabumi tidak akan menjadi kota alternatif para wisatawan tetapi harus menjadi kota tujuan.

“Biarkan wisatanya ada di Kabupaten Sukabumi, tetapi istirahat dan tempat tinggal harus di Kota Sukabumi,” ucapnya. (Rendra Hanggara)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4284 seconds (0.1#10.140)