Membengkak 12,25% Bikin Impor April 2019 Tembus USD15,10 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Nilai impor Indonesia sepanjang April 2019 menembus angka USD15,10 miliar atau meningkat 12,25% dibanding nilai impor pada Maret 2019. Namun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, impor mengalami penurunan 6,58% (yoy).
Kenaikan impor disumbang oleh peningkatan impor nonmigas yang mencapai USD12,86 miliar atau lebih tinggi 7,82% dibanding Maret 2019. Akan tetapi angka tersebut mengalami penyusutan 7,02% jika dibanding April 2018.
Sementara itu, total impor migas pada April 2019 juga membengkak 46,99% secara (mtm) atau sebesar USD2,24 miliar dibandingkan Maret 2019. Namun masih lebih rendah 3,99% dibandingkan April 2018.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakam, impor barang konsumsi sebesar USD1,42 miliar atau naik 24,12% (mtm). Impor bahan baku sebesar USD11,3 miliar atau meningkat setara 12,09% (mtm) serta impor barang modal sebesar USD2,35 miliar atau lebih tinggi 6,78% (mtm).
"Kalau kita lihat impornya banyak disumbang oleh barang konsumsi, ini bisa dipahami karena mendekati Ramadhan dan menjelang Idul Fitri," ujar Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/5/2019).
Sementara peningkatan impor nonmigas terbesar April 2019 dibanding Maret 2019 adalah golongan mesin dan peralatan listrik, yakni sebesar USDS204,2 juta atau sebesar 14,12%. Sedangkan penurunan terbesar adalah untuk golongan serealia, yakni sebesar USD98,7 juta atau 25,15%.
Secara kumulatif sejak Januari hingga April 2019, total impor sebesar USD55,77 miliar atau turun 7,24% (yoy). Impor dari China masih mendominasi yakni mencapai USD 14,37 miliar atau naik 29,47% (yoy). Disusul oleh impor dari Jepang sebesar USD 5,32 miliar atau menguat 10,92% (yoy), dan Thailand sebesar USD 3,21 miliar atau bertambah 6,59% (yoy).
Adapun BPS mencatat neraca perdagangan pada April 2019 mengalami defisit sebesar USD2,50 miliar. Angka itu berasal dari total nilai ekspor sebesar USD12,59 miliar, sementara impor senilai USD15,09 miliar.
Kenaikan impor disumbang oleh peningkatan impor nonmigas yang mencapai USD12,86 miliar atau lebih tinggi 7,82% dibanding Maret 2019. Akan tetapi angka tersebut mengalami penyusutan 7,02% jika dibanding April 2018.
Sementara itu, total impor migas pada April 2019 juga membengkak 46,99% secara (mtm) atau sebesar USD2,24 miliar dibandingkan Maret 2019. Namun masih lebih rendah 3,99% dibandingkan April 2018.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakam, impor barang konsumsi sebesar USD1,42 miliar atau naik 24,12% (mtm). Impor bahan baku sebesar USD11,3 miliar atau meningkat setara 12,09% (mtm) serta impor barang modal sebesar USD2,35 miliar atau lebih tinggi 6,78% (mtm).
"Kalau kita lihat impornya banyak disumbang oleh barang konsumsi, ini bisa dipahami karena mendekati Ramadhan dan menjelang Idul Fitri," ujar Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/5/2019).
Sementara peningkatan impor nonmigas terbesar April 2019 dibanding Maret 2019 adalah golongan mesin dan peralatan listrik, yakni sebesar USDS204,2 juta atau sebesar 14,12%. Sedangkan penurunan terbesar adalah untuk golongan serealia, yakni sebesar USD98,7 juta atau 25,15%.
Secara kumulatif sejak Januari hingga April 2019, total impor sebesar USD55,77 miliar atau turun 7,24% (yoy). Impor dari China masih mendominasi yakni mencapai USD 14,37 miliar atau naik 29,47% (yoy). Disusul oleh impor dari Jepang sebesar USD 5,32 miliar atau menguat 10,92% (yoy), dan Thailand sebesar USD 3,21 miliar atau bertambah 6,59% (yoy).
Adapun BPS mencatat neraca perdagangan pada April 2019 mengalami defisit sebesar USD2,50 miliar. Angka itu berasal dari total nilai ekspor sebesar USD12,59 miliar, sementara impor senilai USD15,09 miliar.
(akr)