Sumbang Ekonomi Kreatif, Bekraf Fasilitasi Label Streetwear Lokal Unjuk Gigi

Rabu, 15 Mei 2019 - 23:07 WIB
Sumbang Ekonomi Kreatif, Bekraf Fasilitasi Label Streetwear Lokal Unjuk Gigi
Sumbang Ekonomi Kreatif, Bekraf Fasilitasi Label Streetwear Lokal Unjuk Gigi
A A A
JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memfasilitasi 20 brand streetwear mengikuti event Para-Site yang akan diselenggarakan di The Space Senayan City pada 23-26 Mei 2019. Hal ini sebagai salah satu upaya mendorong dan mengembangkan produk fashion yang berpotensi ke pasar global.

Para-Site merupakan acara streetwear pertama dan terbesar di Indonesia. Ajang ini dapat menjadi kesempatan bagi pemilik brand streetwear lokal memperoleh masukan untuk pengembangan usaha dari pelaku streetwear internasional yang hadir untuk mengembangkan produknya ke pasar global.

Program fasilitasi industri streetwear ini juga bertujuan sebagai lokomotif penggerak untuk menggunakan produk lokal. Pakaian merupakan bagian dari sebuah culture dan budaya bangsa karena digunakan sehari-hari. Apalagi streetwear memiliki kekuatan masa yang sangat besar, cepat, dan reaktif terutama generasi milenial.

Diharapkan streetwear juga dapat menunjang milenial untuk semakin mencintai dan rasa bangga akan produk lokal yang nantinya akan menular ke sektor-sektor lain seperti kuliner, musik, dan lainnya. Pada acara yang digelar selama empat hari ini, Bekraf menghadirkan brand streetwear lokal, diantaranya Elhaus, Shipyard, Racecar, Locale, Perenial Skate Co, Bluesville, Cashless, Failure, Maris, Mass Media Murder, Not For People, Capital, Nindito, Ageless Galaxy, Untold, RSA, Pot Meets Pop, Unitedhart, Yeszy.MFG, serta Libordea.

Brand terpilih tersebut merupakan hasil kurasi Bekraf bersama tim Para-site. “Para-Site memiliki image building yang kuat sehingga diharapkan program ini bisa menjadi campaign pemakaian produk lokal. Selain itu, pelaku kreatif di subsektor fashion khususnya streetwear dapat menciptakan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik di level nasional maupun internasional sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor dari subsektor fesyen,” ujar Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Puji Mulia Simandjuntak saat konferensi pers di fX Sudirman.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat subsektor fashion memberi sumbangan ekspor sebanyak 54,54% dari total nilai ekspor USD20 miliar pada 2016. Angka tersebut merupakan penyumbang ekspor terbesar di sektor ekonomi kreatif, disusul subsektor kriya sebanyak 39,01% dan kuliner 6,31%.

Ekspor dari sektor ekonomi kreatif memiliki pertumbuhan 3,23% pada 2016. Hal tersebut lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang hanya 0,22%. Bekraf terus berupaya mendorong dan mengembangkan produk yang berpotensi ke pasar global guna menyasar pasar-pasar terbesar kita seperti pasar Amerika, Eropa, dan Asia.

Sumbangan ekspor ekonomi kreatif ditargetkan terus tumbuh dan diharapkan naik menjadi USD21 miliar pada 2018. Sementara itu, subsektor fashion juga memberi sumbangan yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 18,01% pada 2016 dari total nilai Rp922,59 triliun.

Sumbangan tersebut merupakan terbesar kedua setelah kuliner sebanyak 41,40%. Lebih lanjut Joshua berharap ke depannya akan ada event streetwear yang bekerja sama dengan e-commerce atau market hub yang khusus menjual produk streetwear untuk mempermudah pemasaran.

Selain itu, fasilitasi streetwear lokal ini juga akan berlanjut ke ajang internasional di tahun 2020, seperti Agenda Show di Amerika Serikat sebagai upaya mempromosikan produk lokal agar dikenal dan mendapat kesempatan bisnis dengan buyer internasional. Bekraf sendiri adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif.

Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf. Bekraf mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi & video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisidan radio.

Ekonomi kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional karena mampu menyumbang Pendapatan Dometik Bruto (PDB) hingga Rp922 triliun pada 2016. Angka ini diprediksi terus naik setiap tahunnya sekitar 10% sehingga pada 2017 diprediksi mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4494 seconds (0.1#10.140)