Rupiah Ditutup Variatif Saat Pounds Jatuh ke Posisi Terendah

Kamis, 16 Mei 2019 - 17:40 WIB
Rupiah Ditutup Variatif Saat Pounds Jatuh ke Posisi Terendah
Rupiah Ditutup Variatif Saat Pounds Jatuh ke Posisi Terendah
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Kamis (16/5/2019) ditutup variatif untuk mencoba menguat setelah sempat terkapar dalam beberapa pekan terakhir. Tren peningkatan terbatas kurs rupiah mengiringi kejatuhan Pounds ke level terendah.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah membaik ke posisi Rp14.448/USD dibandingkan penutupan Rabu, kemarin Rp14.460/USD. Rupiah sepanjang sesi perdagangan menjelang akhir pekan bergerak pada level Rp14.435 hingga Rp14.470/USD.

Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat juga menanjak naik di level Rp14.451/USD dari sesi penutupan sebelumnya Rp14.463/USD. Rupiah di perdagangan Kamis hari ini terlihat bergerak di kisaran Rp14.442-Rp14.470/USD.

Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, menunjukkan pergerakan rupiah masih tertekan menjadi Rp14.475/USD hingga akhir sesi. Raihan tersebut menunjukkan rupiah masih kesulitan keluar dari zona merah setelah minimnya sentimen dari dalam negeri usai kemarin Rp14.465/USD.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah dengan berada pada level Rp14.458/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.448/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Pounds jatuh ke posisi terendah dalam tiga bulan pada perdagangan menjelang akhir pekan setelah nasib Perdana Menteri Inggris Theresa May dan kesepakatan Brexit tergantung pada keseimbangan, memperbaharui kekhawatiran akan perceraian Inggris dari Uni Eropa.

May akan mendapatlan panggilan dari Partai Konservatifnya untuk menetapkan tanggal terkait kepergian Inggris dari Uni Eropa. Ditambah Ia juga diperingatkan bakal menghadapi emungutan suara kepercayaan bulan depan. May berharap kembali memberikan suara di parlemen atas persetujuan Brexit usai sempat tiga kali ditolak meski peluang untuk lolos tampaknya rendah.

Poundsterling terpantau melemah secara beruntun hingga menyentuh level terendah tiga bulan pada level 1,2821 terhadap USD. Sementara euro tergelincir 0,13% menjadi 87,4 atau merupakan yang terburuk sejak 19 Februari.

Kegagalan Mei untuk mencapai kompromi pada kesepakatan Brexit dengan Buruh juga telah melihat kenaikan volatilitas Poundsterling yang tersirat lebih tinggi, dengan kontrak satu bulan naik menjadi 7,4 atau tertinggi lima minggu. Mata uang tunggal ini juga telah tergerus oleh gejolak global dengan ketegangan perang tarif antara China dan Amerika Serikat berpeluang menjadi perang dagang skala penuh.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6471 seconds (0.1#10.140)