Harga Minyak Jatuh Karena Pertumbuhan Bisnis di New York Melemah

Selasa, 18 Juni 2019 - 11:59 WIB
Harga Minyak Jatuh Karena Pertumbuhan Bisnis di New York Melemah
Harga Minyak Jatuh Karena Pertumbuhan Bisnis di New York Melemah
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah jatuh pada perdagangan Selasa (18/6/2019) akibat melemahnya data pertumbuhan bisnis di New York pada bulan Mei. Data Federal Reserve New York menyebut pertumbuhan bisnis jatuh ke -8,6 pada bulan Mei kemarin, merupakan yang terendah pertama kali sejak Oktober 2016 sebesar -9,2.

Melemahnya pertumbuhan bisnis di pusat keuangan dunia menambah kekhawatiran soal perlambatan ekonomi global. Terlebih ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan China masih berlangsung.

Hasil ini membuat investor khawatir dan menurunkan harga minyak. Melansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent International turun 16 sen atau 0,3% ke level USD60,78 per barel pada pukul 02:15 GMT. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) berkurang 12 sen atau 0,2% menjadi USD51,92 per barel.

Sentimen bisnis di AS telah merosot akibat ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dengan China, serta tanda-tanda menurunnya pasar tenaga kerja. "Pasar minyak berada dalam jalur yang membutuhkan beberapa data ekonomi yang kuat," kata Stephen Innes, managing partner di Vanguard Markets.

Akibat ketegangan perdagangan kedua negara ekonomi besar dunia dan data ekonomi yang mengecewakan, harga minyak saat ini telah turun 20% dari level tertinggi 2019 yang dicapai pada bulan April.

Beberapa pihak pun ingin agar Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat kembali bertemu meredakan ketegangan pada KTT G20 di Jepang pada akhir bulan ini. Namun belum ada konfirmasi soal pertemuan keduanya.

Selain itu, pasar minyak tertekan oleh data Departemen Energi AS, yang mengatakan pada Senin lewat bahwa produksi minyak serpih akan mencapai rekor pada bulan Juli mendatang.

Namun sekali lagi, soal minyak sulit untuk menebak. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah penembakan dua kapal tanker milik Norwegia dan Jepang di Teluk Oman, yang berdekatan dengan Selat Hormuz di Iran, akan melambungkan harga minyak.

Apalagi Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan, mengumumkan akan mengerahkan 1.000 tentara ke Timur Tengah, untuk melindungi kawasan tersebut dari ancaman Iran. Konfrontasi AS dan Iran meningkat sejak Kamis pekan lalu usai insiden penembakan dua kapal tanker. Washington menuding Iran terlibat namun dibantah oleh Teheran.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7161 seconds (0.1#10.140)