Pasar Fokus ke Bank Sentral Australia, Rupiah Tergerus ke Rp14.139

Selasa, 02 Juli 2019 - 17:45 WIB
Pasar Fokus ke Bank Sentral Australia, Rupiah Tergerus ke Rp14.139
Pasar Fokus ke Bank Sentral Australia, Rupiah Tergerus ke Rp14.139
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tertekan pada perdagangan Selasa (2/7/2019). Data Yahoo Finance mencatat rupiah terdepresiasi 25 poin atau 0,17% menjadi Rp14.135 per USD, berbanding Senin lalu di Rp14.110 per USD.

Senada, data Bloomberg mengkonfirmasi rupiah pada Selasa petang ini, ditutup tergerus 26 poin atau 0,19% ke level Rp14.139 per USD. Awal perdagangan, rupiah dibuka melemah 16 poin atau 0,11% menjadi Rp14.129 per USD, berbanding Senin kemarin di Rp14.112 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.123-Rp14.146 per USD.

Rupiah dan sejumlah mata uang Asia lainnya pun melemah, dengan won Korea Selatan memimpin pelemahan -0,64%, yuan China -0,37%, peso Filipina dan dolar Taiwan masing-masing -0,21%, rupiah Indonesia -0,19%, dan ringgit Malaysia -0,16%.

Memudarnya sejumlah mata uang emerging market seiring fokus pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA). Bank sentral Australia memangkas suku bunga 25 basis points menjadi 1%, level terendah baru sepanjang masa.

Perang dagang yang berlarut-larut telah memperlambat pertumbuhan global, sehingga mendorong bank sentral Australia untuk memangkas suku bunga mereka demi mendukung ekonomi.

Hal ini memudarkan optimisme kemajuan perdagangan AS dan China, yang sebelumnya membuat minat investor terhadap aset berisiko bergairah.

"Fokus pasar kini bergeser ke Reserve Bank of Australia. Sekarang kita berada dalam situasi dimana aset Aussie kembali dibeli," ujar Yukio Ishizuki, ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities di Tokyo.

Hasil ini, melansir dari Reuters, membuat indeks dolar Amerika Serikat berubah menjadi 96,790, setelah kemarin sebelumnya berada di level 96,821. Dolar Australia naik 0,3% menjadi USD0,6983.

Namun, laju dolar AS diperkirakan akan kembali memantul. Pasalnya pada Jumat pekan ini, AS akan merilis data pertumbuhan tenaga kerja bulan Juni, yang diperkirakan meningkat sebesar 160.000.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6261 seconds (0.1#10.140)