Herbal Kian Diminati, Saratoga Siap Tambah Investasi di Deltomed

Jum'at, 19 Juli 2019 - 05:32 WIB
Herbal Kian Diminati, Saratoga Siap Tambah Investasi di Deltomed
Herbal Kian Diminati, Saratoga Siap Tambah Investasi di Deltomed
A A A
JAKARTA - Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menyasar tiga sektor potensial yang akan diguyur dana investasi senilai total USD100 juta di sepanjang tahun ini.

Emiten berkode saham SRTG ini sedang mencari perusahaan sasaran yang tengah bertumbuh seperti produk dan jasa konsumen, infrastruktur sosial, sektor teknologi.

Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya Devin Wirawan mengatakan, tahun ini perseroan masih berfokus di tiga sektor yang memang menjadi kunci pertumbuhan perekonomian Indonesia yakni sumber daya alam (SDA), infastruktur, dan konsumen.

Dari ketiga sektor itu, ungkapnya, porsi SDA dalam portofolio Saratoga saat ini sudah melampaui 50%, sehingga manajemen berencana menaikkan kontribusi dua sektor lainnya agar lebih seimbang.

"Kami berusaha untuk menambah perusahaan-perusahaan di sektor konsumen," ungkapnya di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Selain beberapa portofolio baru yang masih digodog, perseroan juga terus mendukung portofolio perusahaan yang sudah ada. Salah satunya adalah PT Deltomed Laboratories, perusahaan obat herbal yang sudah empat dekade memproduksi dan menjual obat herbal.

Menurut Devin, saat ini kepemilikan saham Saratoga di Deltomed memang masih single digit. Bilamana nantinya Deltomed hendak membuat pabrik baru atau mengeluarkan produk baru yang membutuhkan dana baru, pihaknya memastikan akan berpartisipasi di right issue-nya.

"Kita sekarang membantu bagaimana caranya mengembangkan potensi Deltomed, misalnya untuk ekspor, mengenalkan produk baru seperti permen teh jahe dan suplemen Herbamojo. Jadi, kita sedang membantu anak usaha untuk memperbesar bisnisnya," tuturnya.

Komitmen itu didasari keyakinan bahwa bisnis consumer herbal saat ini dan ke depan bakal moncer. Pendorongnya adalah gaya hidup dan kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam.

"Sekarang kan orang kalau apa-apa maunya yang alami, herbal. Jadi, herbal ini sektor yang lagi diinginkan banyak orang dan banyak juga perusahaan asing yang sudah melakukan pendekatan ke kami bagaimana cara kerjasama dengan perusahaan Deltomed untuk mendapatkan potensi pasar ini," bebernya.

Sebagai informasi, saat ini Deltomed memiliki delapan merek utama dalam portofolio produknya, termasuk OB Herbal sebagai pemimpin pasar untuk obat batuk herbal di Indonesia, dan Antangin yang menempati posisi kedua di pasar obat flu-masuk angin dengan pangsa pasar sekitar 30%.

"Jadi semua produknya herbal, nggak ada kimiawi. Itu kelebihannya dan itu yang lagi dicari oleh masyarakat sekarang," tandasnya.

Terkait kemungkinan IPO, Devin menyebut bahwa IPO memang ideal terutama untuk mendorong perusahaan lebih independen, transparan dan profesional. Namun, IPO juga harus punya tujuan jelas, misalnya untuk menarik dana investor.

"Kalau asal IPO saja kami kurang setuju karena ada beban administrasi dan lainnya yang ada karena IPO. Mengenai Deltomed, saat ini size Deltomed masih terlalu kecil untuk IPO," tukasnya.

Selain di perusahaan obat herbal, untuk sektor konsumen Saratoga juga diketahui memiliki portofolio di industri otomotif, logistik dan rumah sakit.

Di bidang rumah sakit, PT Famon Awal Bros Sedaya (FABS) yang menaungi Awal Bros Hospital Group saat ini sudah mengoperasikan tujuh rumah sakit (RS) di Indonesia. Antara lain di Tangerang, Bekasi, Jakarta, Makassar, Palangkaraya, Soroako. FABS akan membuka RS baru di Bekasi Utara pada Agustus 2019.

Selama kuartal I/2019, Saratoga berhasil membukukan laba bersih Rp1,1 triliun. Dalam RUPST Saratoga pada bulan Mei 2019, disetujui pembagian dividen senilai total Rp298,4 miliar. Jumlah tersebut mewakili Rp110 per saham atau hasil dividen 2,9% (pada harga penutupan 21 Mei 2019) dan pertumbuhan 48,6% dibandingkan jumlah dividen tahun sebelumnya.

Pada 2018 Saratoga diketahui menbukukan rekor pendapatan dividen sebesar Rp900 miliar yang berasal dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Provident Agro Tbk (PALM), dan perusahaan investee lainnya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3340 seconds (0.1#10.140)