Suku Bunga Acuan Turun, Pasar Obligasi Nasional Diuntungkan

Jum'at, 19 Juli 2019 - 23:01 WIB
Suku Bunga Acuan Turun, Pasar Obligasi Nasional Diuntungkan
Suku Bunga Acuan Turun, Pasar Obligasi Nasional Diuntungkan
A A A
JAKARTA - Kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI 7- days (reverse) repo rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% diyakini akan baik untuk pasar obligasi Indonesia.

Senior Portfolio Manager Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Syuhada Arief melihat potensi lebih lanjut untuk pasar obligasi Indonesia. Iklim pasar finansial sangat mendukung pasar obligasi domestik.

"Kebijakan The Fed lebih akomodatif, penurunan suku bunga Bank Indonesia, serta kenaikan peringkat kredit Indonesia dari S&P menjadi faktor-faktor yang positif bagi pasar obligasi Indonesia," ujar Syuhada di Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Dia juga menilai saat ini sekitar 29% dari obligasi di dunia (sekitar USD12,5 triliun) berada pada level imbal hasil negatif. Kondisi ini berpotensi mendorong global yield hunt, yaitu investor akan mencari investasi yang masih menawarkan imbal hasil positif. "Pasar obligasi Indonesia dapat diuntungkan dari situasi ini karena obligasi Indonesia menawarkan imbal hasil yang tinggi," tambahnya.

Kondisi makroekonomi juga positif, di mana nilai tukar rupiah bergerak stabil, dan kondisi politik pasca pemilu sudah lebih tenang. Kondisi semua hal tersebut menciptakan iklim yang sangat kondusif bagi pasar obligasi domestik. "Kesimpulannya, kami memandang masih ada upside potential untuk pasar obligasi Indonesia ke depannya," ujar dia.

Dia juga mengatakan perseroan masih memandang positif potensi pasar obligasi Indonesia dan akan memanfaatkan momentum positif ini portofolio sehingga menyusun postur yang agresif dengan posisi overweight terhadap benchmark. Tentunya posisi ini dapat berubah dari waktu ke waktu tergantung pada dinamika pasar kedepannya.

"Beberapa faktor yang mengubah pandangan kami saat ini apabila ada perubahan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Perubahan ekspektasi mengenai suku bunga The Fed, dan apabila tensi dagang memanas dan berpotensi terjadinya eskalasi perang dagang besar-besaran atau meluas mencakup negara lain," ujarnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5859 seconds (0.1#10.140)