Mensos Bangga Kemampuan Kreatif Penyandang Disabilitas Mental Berkembang Optimal

Rabu, 24 Juli 2019 - 12:53 WIB
Mensos Bangga Kemampuan Kreatif Penyandang Disabilitas Mental Berkembang Optimal
Mensos Bangga Kemampuan Kreatif Penyandang Disabilitas Mental Berkembang Optimal
A A A
BANJARMASIN - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menunjukkan kekaguman dengan program rehabilitasi yang dilaksanakan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Budi Luhur" Banjarbaru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Para penerima manfaat diberikan bekal keterampilan sehingga mampu mengembangkan kreatifitasnya. Hasil kreasi mereka bisa menembus pasar ekspor ke Timur Tengah.

“Saya melihat sendiri bahwa pembinaan terhadap para penerima manfaat telah membawa kemajuan sangat positif. Mereka sudah bisa diajak berkomunikasi. Bahkan ada proses belajar dan pembinaan vokasional, sehingga bisa mengembangkan potensi kreatif mereka.

Dengan cara ini, diharapkan mereka bisa mandiri saat kembali ke tempat asal,” Ungkap Mensos Agus Gumiwang saat mengunjungi BRSPDM "Budi Luhur" Banjarbaru, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (23/07/2019).

Di BRSPDM "Budi Luhur", Mensos menyaksikan para penerima manfaat menerima bimbingan dan pelatihan sesuai minat serta kemampuan sehingga mereka memiliki cukup bekal saat kembali ke masyarakat jika memang sudah selesai menjalani pembinaan.

Menurut Mensos, ada beberapa kegiatan positif yang diberikan kepada penghuni balai dan meski pun sangat sederhana. Tapi hal itu menunjukkan bahwa upaya Kemensos melalui balai dipastikan telah memenuhi hak hidup layak dan pengembangan kapabilitas fungsional para penyandang disabilitas mental.

"Kami melihat, keterampilan yang diberikan cukup bagus dan mudah dikerjakan seperti pembuatan telur asin dan pencetakan batako, menjahit, salon yang bisa menjadi bekal mereka membuka usaha di lingkungannya," ujar Mensos.

Bahkan sejumlah karya mereka diekspor ke Timur Tengah. Di balai, Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto mendampingi Mensos melihat karya para penerima manfaat berupa tasbih aneka warna. “Ya, meskipun volume belum begitu besar. Hal ini wajar sebab, juga diproduksi oleh penerima manfaat yang jumlahnya juga tidak banyak,” kata Mensos.

Ditekankan Mensos, bahwa BRSPDM bukan tempat untuk menyembuhkan penyandang disabilitas mental melainkan sebagai rujukan atau pembinaan lanjutan dari proses penyembuhan yang dilakukan rumah sakit. “Untuk layanan lanjutan secara hukum durasinya dibatasi hanya enam bulan,” kata Mensos.

Dalam kunjungan ini, Mensos menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk melihat layanan yang dikembangkan di balai untuk memastikan para penyandang disabilitas mental mendapat pelayanan yang baik.

“Terbukti memang di balai ini, sudah memberikan pembinaan yang baik seperti memberikan bekal keterampilan sebelum mereka kembalilah ke tempat asal,” kata Mensos.

BRSPDM Budi Luhur di Banjarbaru sebelumnya dikenal dengan nama Panti Sosial Bina Laras (PSBL) Budi Luhur Banjarbaru yang telah berubah dengan didasarkan pada Permensos Nomor 18 Tahun 2018, tanggal 9 Agustus 2018, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas di Lingkungan Ditjen Rehabilitasi Sosial.

Regulasi ini sekaligus mendorong transformasi layanan penyandang disabilitas, di antaranya BRSPDM tidak melayani Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Keberfungsian Sosial tetapi sekarang fokus pada Pemenuhan Hak Hidup Layak dan Pengembangan Kapabilitas Fungsional.

Selain itu perubahan ini menjadikan BRSPDM sebagai Centre of Excellent Social Services, Centre of Excellent Social Resources, dan Centre of Excellent Social Rehabilitation.
(atk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2335 seconds (0.1#10.140)