Menteri Susi Dorong Laut Luwuk Banggai Jadi Monako-nya Indonesia

Sabtu, 27 Juli 2019 - 02:12 WIB
Menteri Susi Dorong Laut Luwuk Banggai Jadi Monako-nya Indonesia
Menteri Susi Dorong Laut Luwuk Banggai Jadi Monako-nya Indonesia
A A A
BANGGAI - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendorong masyarakat di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah untuk dapat memaksimalkan sumber penghasilan tak hanya di sektor perikanan tetapi juga sektor pariwisata. Ia juga menyampaikan apresiasi atas perairan Luwuk (kecamatan di Kabupaten Banggai) yang bebas dari sampah.

Untuk itu, menurut Susi, laut Luwuk Banggai yang sudah bersih harus dikelola dengan baik. Dengan demikian, pengelolaan sektor perikanan sekaligus pariwisata dapat dimaksimalkan. "Saya berharap, Luwuk Banggai yang cantik dan bersih ini, bisa menjadi Monako-nya Indonesia. Kalau ikannya banyak, pariwisatanya indah, sumber uang Bapak Ibu juga lebih besar," ucap Menteri Susi saat bersilaturahmi dengan lebih dari 500 nelayan setempat yang memadati aula pertemuan Hotel Estrella.

Filosofi Pinasa yang digagas Kabupaten Banggai menurutnya filosofi dan semboyan yang luar biasa sehingga harus selalu terjaga untuk membuat perairan Luwuk bisa terus bebas dari sampah.

"Saya senang dengan lautnya Luwuk Banggai ini luar biasa. Mudah-mudahan besok saya turun ke laut, nanti sore juga sama bersihnya. Saya percaya dengan filosofi "Pinasa" (Pia Na Sampah, Ala/Lihat Sampah, Ambil), Luwuk ini pasti akan terjaga. Liat sampah, pungut. Biasakan kita hidup peduli dengan lingkungan kita," tutur Susi di Banggai.

Ia mengatakan, meskipun laut Luwuk Banggai sudah sangat bersih dan indah, namun masih banyak nelayan yang melakukan penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing) dengan menggunakan portas atau bom. Hal ini membuat terumbu karang rusak dan mati. Padahal terumbu karang adalah tempat ikan memijah dan berkembang biak.

Tak hanya menggunakan bom, kebiasaan konsumsi plastik masyarakat yang tinggi juga menjadi sorotan. Pasalnya plastik yang digunakan menjadi pencemar di lautan, merusak ekosistem di dalamnya. "Kita harus meninggalkan penggunaan botol plastik, sedotan plastik, kemasan-kemasan plastik, kresek. Biasanya Ibu-ibu bersahabat sekali dengan kresek, sekarang coba tinggalkan," lanjut Susi.

"Bapak Ibu bisa beralasan, toh plastiknya tidak saya buang ke laut. Tapi dibuang ke hutan. Sama saja. Itu di hutan menumpuk, nanti ketika tanahnya digali isinya plastik semua. Menghambat penyerapan air di tanah. Plastik itu tak akan terurai hingga ratusan tahun," tuturnya lagi.

Susi berpendapat, jika dibiarkan terus terjadi, hal ini akan turut mengganggu pasokan air masyarakat Luwuk Banggai. "Lama-lama pasokan air Bapak Ibu bisa habis. Luwuk ini bukan daratan luas seperti Kalimantan. Jika tanahnya tidak bisa menyerap air, tidak terjadi kondensasi sumber air akan habis," tandasnya.

Sementara itu, Bupati Banggai Herwin Yatim menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan kecintaan Susi terhadap Banggai. Ia pun mengatakan, masyarakat Banggai akan terus melakukan inovasi demi kemajuan Banggai ke depannya. Diterangkan dua inovasi Kabupaten Banggai telah tembus ke 99 inovasi terbaik di Indonesia, yaitu inovasi Pinasa dan inovasi program pencegahan stunting 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPH).

"Kami senang laut Luwuk Banggai selalu dipuji Bu Susi. Ini bahkan sudah kali ketiganya Bu Susi berkunjung ke sini. Suatu kebanggaan bagi kami. Jadi jangan ada lagi yang buang sampah karena pasti ditenggelamkan," kelakar Herwin.

Herwin menuturkan, Kabupaten Banggai yang terdiri dari 23 kecamatan, 46 kelurahan, dan 291 desa, dan memiliki luas wilayah 9.672 km² dengan lebih dari 5.000 kelompok nelayan, merupakan potensi yang luar biasa. "Ini potensi besar. Kalau tidak mampu dikelola secara bijaksana, masa depan Banggai tidak punya daya saing ke depan, tidak bisa apa-apa. Untuk itu kami mohon bimbingan Ibu Menteri ke semua lapisan masyarakat," tandasnya.

Usai memberikan sambutan, Menteri Susi menyerahkan secara simbolis berbagai bantuan untuk menunjang kegiatan perikanan di Kabupaten Banggai. Untuk menunjang produksi bidang perikanan tangkap, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) menyerahkan bantuan berupa Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka) bagi 1.200 nelayan dan klaim asuransi nelayan kecelakaan dan meninggal dunia bagi 2 nelayan senilai Rp56 juta.

Sementara itu, di bidang budidaya, diserahkan bantuan 1 ton bibit rumput laut kultur jaringan jenis cottoni senilai Rp36,4 juta. Bibit ini diberikan kepada empat kelompok pembudidaya ikan, yaitu Kelompok Pembudidaya Permai Satu, Kelompok Pembudidaya Permai Dua, Kelompok Pembudidaya Berah, dan Kelompok Pembudidaya Mandiri.

Selain itu, KKP juga menyerahkan bantuan modal usaha senilai Rp722 juta melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP). Bantuan permodalan tersebut diperuntukkan tiga kelompok nelayan, yaitu Kelompok Nelayan Bui-Bui, Kelompok Nelayan Karya Bahari, dan Kelompok Nelayan Nusa Indah.

Bantuan juga datang dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Banggai berupa 3.000 Kartu Nelayan Sejahtera senilai Rp300 juta, 3.000 Kartu Asuransi Nelayan Mandiri senilai Rp525 juta.

Penerima bantuan bibit rumput laut kultur jaringan, Marja, mengungkapkan terima kasih atas kepedulian KKP. Ia berharap, bantuan yang diberikan KKP dapat membuat hidup pembudidaya rumput laut lebih sejahtera. Ia mengaku, bantuan dari KKP ini menambah permodalan usaha rumput laut yang ditekuninya.

Adapun Maya, ahli waris nelayan yang meninggal dunia karena sakit usai melaut menyatakan, dirinya sangat terbantu dengan adanya bantuan program asuransi nelayan yang diberikan pemerintah. Klaim yang ia dapatkan bisa menjadi modal hidupnya setelah ditinggal tulang punggung keluarganya.

Begitu pula Agus Puasa yang mendapatkan asuransi atas buntungnya jari kelingking kanannya akibat kecelakaan dalam aktivitas penangkapan ikan."Saya merasa senang nasib nelayan dan risiko melaut yang kita hadapi jadi perhatian pemerintah," tukasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5570 seconds (0.1#10.140)