Ekonomi RI Bergantung Stabilitas Konsumsi Rumah Tangga dan Belanja Pemerintah

Selasa, 30 Juli 2019 - 18:15 WIB
Ekonomi RI Bergantung Stabilitas Konsumsi Rumah Tangga dan Belanja Pemerintah
Ekonomi RI Bergantung Stabilitas Konsumsi Rumah Tangga dan Belanja Pemerintah
A A A
JAKARTA - Ekonomi nasional pada tahun ini menurut Center of Reform on Economics (CORE) akan bergantung pada stabilitas konsumsi rumah tangga untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi dan dorongan belanja pemerintah. Hal ini ditengah proyeksi perlambatan ekonomi global yang penuh ketidakpastian ke depannya.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menerangkan, Pemilu sebelumnya turut memicu pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2019, tetapi ada indikasi pelemahan pasca pemilu. Pengeluaran masyarakat untuk konsumsi meningkat, tapi untuk tabungan angkanya masih menurun.

Selanjutnya kinerja penjualan ritel terpantau stabil, namun terjadi pergeseran dari ritel modern besar ke ritel kecil, bukan karena persaingan semata, tetapi adanya perubahan pola konsumsi masyarakat. Perkembangan pertumbuhan lapangan usaha relatif stabil, tetapi ada perlambatan pada beberapa sektor terutama sektor wisata karena tingginya harga tiket pesawat terbang.

"Jika pemerintah serius ingin menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu prioritas, maka mereka harus menemukan solusi untuk menurunkan tingginya harga tiket pesawat," tegas Faisal di Jakarta, Selasa(30/7/2019).

Sambung dia menambahkan, bahwa struktur ekonomi nasional Indonesia perlu dibenahi, pasalnya setiap kali pemerintah ingin mendorong ekspor selalu diikuti oleh besarnya impor. Indonesia harus bisa menekan ketergantungan impor sehingga dampaknya lebih bagus terhadap perekonomiannya.

"Kita perlu berkaca pada lonjakan impor di semester II tahun lalu, yang disebabkan oleh tingginya impor bahan baku dan penolong khususnya besi dan baja. Sisi positif yang bisa kita lihat dari impor ini adalah pertanda adanya aktivitas produktif dalam negeri, tetapi negatifnya itu adalah pertanda kontrol kita terhadap impor lemah," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3996 seconds (0.1#10.140)