Wall Street Terkapar, S&P 500 dan Nasdaq Alami Minggu Terburuk Sejak Desember

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 08:14 WIB
Wall Street Terkapar, S&P 500 dan Nasdaq Alami Minggu Terburuk Sejak Desember
Wall Street Terkapar, S&P 500 dan Nasdaq Alami Minggu Terburuk Sejak Desember
A A A
NEW YORK - Wall Street memperpanjang tren negatif di tengah aksi jual seiring kekhawatiran perdagangan yang kembali muncul. Indeks S&P 500 dan Komposit Nasdaq sebagai patokan mengalami kinerja terburuk secara persentase mingguan sejak Desember, saat investor ketakutan seputar peluang terjadinya krisis.

Blue Chip Dow dan 500 S&P menghantam level terendah sejak akhir Juni dengan S&P 500 dan Nasdaq mengalami kerugian lima kali beruntun. Imbal hasil Treasury 10 tahun AS terpantau turun secara mingguan dengan paling curam dalam tujuh tahun.

Aksi jual dibungkus dengan hiruk pikuk yang terjadi pekan ini, dimana Bank Sentral AS alias Federal Reserve memotong suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2008 dan kecemasan baru perang dagang menyusul ancaman terbaru Presiden AS Donald Trump yang akan memaksakab tarif tambahan terhadap impor China senilai USD300 miliar pada 1 September.

"Ironisnya adalah bahwa kebijakan perdagangan ini menciptakan lingkungan bagi Fed untuk untuk lebih lanjut melakukan pemotongan suku bunga. Tapi Trump melalui tweet-nya seputar kebijakan sangat hawkish dan pasar akan turun karena itu," kata Matius Keator, selaku Managing Partner di Keator Group di Lenox, Massachusetts.

Sebuah laporan dari Departemen tenaga kerja pada hari Jumat, menunjukkan bahwa nonfarm payrolls meningkat 164.000 pekerjaan pada bulan lalu, sejalan dengan harapan para ekonom.

Dow Jones Industrial Average tercatat mengalami penurunan mencapai sebesar 98,41 poin atau 0,37% menjadi 26.485,01 sedangkan indeks S&P 500 kehilangan 21,51 poin yang setara 0,73% untuk bertengger di level 2.932,05. Sementara Komposit NASDAQ jatuh hingga 107,05 poin atau 1,32% di posisi 8.004,07.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan di antaranya berakhir pada zona merah. Perusahaan teknologi, yang selama ini mendapatkan porsi cukup besar untuk pendapatan mereka dari China, terpantau paling terpukul usai jatuh 1,7%. Sektor ini juga tertahan oleh produsen iPhone, Apple Inc dan chipmakers.

Indeks Philadelphia Semiconductor terpeleset 1,6%, sementara saham Apple turun 2,1%. Musim pendapatan kuartal kedua melewati setengah babak, dimana 380 dari perusahaan di dalam S&P 500 telah melaporkan. Dari mereka, 73,9% di antaranya telah melampaui ekspektasi analis.

Sementara ancaman tarif baru menyeret harga minyak lebih rendah selama seminggu, dengan Exxon Mobil dan Chevron melaporkan hasil kuartalan. Tercatat Exxon memenuhi harapan analis tetapi masih jatuh melemah secara year to year, sementara pendapatan Chevron naik 26% sejalan dengan perkiraan sebelumnya.

Saham Sprint Corp merosot sangat dalam hingga 5,8%. Volume perdagangan pada bursa saham Amerika Serikat akhir pekab kemarin waktu setempat mencapai 7,78 miliar saham, dibandingkan dengan 6,62 miliar secara rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8770 seconds (0.1#10.140)