Rumah Kos Ditinggalkan Apartemen Jadi Pilihan

Minggu, 04 Agustus 2019 - 09:55 WIB
Rumah Kos Ditinggalkan Apartemen Jadi Pilihan
Rumah Kos Ditinggalkan Apartemen Jadi Pilihan
A A A
JAKARTA - Adanya tren hunian mahasiswa yang bergeser dari tempat kos ke apartemen membuat pembangunan apartemen dekat kampus menjadi marak.

Pengembang tertarik membangun karena pasar yang besar di mana dunia pendidikan tinggi terus berkembang yang sejalan dengan kebutuhan tempat tinggal mahasiswanya. Dalam beberapa tahun terakhir muncul fenomena baru untuk hunian para mahasiswa. Rumah kos yang selama ini lekat dengan tempat tinggal mahasiswa di beberapa kota besar kini sudah banyak yang beralih ke apartemen. Dengan fasilitas lengkap yang ada, sangat wajar bila mahasiswa mulai melirik apartemen sebagai hunian selama menempuh masa studi. Bagi orang tua mahasiswa, menempatkan anaknya di apartemen dinilai lebih tenang dan aman.

Sejalan dengan itu, tren properti seperti pembangunan apartemen yang menyasar kalangan mahasiswa menengah-atas ikut tumbuh positif, sebab pembangunan beberapa kampus baru masih banyak dilakukan. Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan, banyaknya apartemen mahasiswa atau dekat kampus sebenarnya sudah marak sejak empat hingga lima tahun yang lalu.

Banyaknya pengembang yang tertarik, menurut dia, karena pasarnya yang sudah pasti dan besar. Setiap tahunnya universitas pasti menerima ribuan mahasiswa baru. Selain menuntut ilmu, tentu saja mereka, terutama yang berdomisili jauh dari lokasi universitasnya, membutuhkan tempat tinggal.

“Jadi prospek ke depannya amat cerah selama masih ada mahasiswa yang menuntut ilmu. Jadi pengembang tertarik karena pasarnya besar sehingga menjualnya lebih mudah,” ujarnya kepada KORAN SINDO.

Hal ini juga dipengaruhi kenyataan bahwa apartemen mahasiswa di kota-kota besar sudah menjadi tren karena mahasiswa yang sebelumnya memilih tinggal di koskosan sekarang lebih nyaman menjalani hidup di apartemen. Anton menuturkan, pada saat orang tua mencarikan kos-kosan untuk anaknya, mereka pasti berpikir akan mengeluarkan biaya setiap bulannya.

Namun berbeda ketika membeli apartemen yang merupakan suatu alternatif tempat tinggal karena selain merupakan pengeluaran, di sisi lain bisa diperuntukkan sebagai investasi. Atau bisa juga disewakan kembali sehingga dapat menjadi pendapatan tambahan.

Daripada mengeluarkan uang untuk biaya kos, menurut dia, orang tua tentu memilih membeli apartemen yang lebih menguntungkan. “Apalagi di apartemen sudah tersedia fasilitas yang lengkap dan keamanan yang terjamin sehingga orang tua tak perlu khawatir meninggalkan anaknya jauh dari keluarga,” tutur Anton.

Anton mengatakan, banyak lokasi yang memiliki perguruan tinggi negeri memiliki prospek pembangunan apartemen mahasiswa yang bagus. Misalnya Depok, Jawa Barat, yang dekat dengan Kampus Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, dan UPN Veteran. Atau Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat yang terdapat Kampus Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Di Yogyakarta juga banyak dibangun apartemen mahasiswa yang dekat dengan Kampus Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Indonesia. Juga di Kota Malang, Jawa Timur. Selain dikenal sebagai kota wisata, Malang juga diketahui sebagai kota pendidikan di Jawa Timur.

Beberapa perguruan tinggi ada di sini, antara lain Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Negeri Malang hingga Universitas Islam Negeri Malang. Adapun Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com, mengatakan developer memilih untuk membangun apartemen mahasiswa karena melihat kemungkinan pengembangan lebih jauh dan berkelanjutan daripada sekadar hunian.

Bisa dibayangkan, menurutnya, sebuah kota pendidikan yang memiliki banyak kampus, kegiatan ekonomi pun akan hidup semisal bakal tersedianya pusat perbelanjaan atau rumah makan. “Belum lagi penyediaan hiburan atau rekreasi yang menjadi penunjang penghuni kawasan tersebut,” tutur Ike.

Salah satu pengembang yang berinvestasi dalam apartemen kampus adalah PT Adhi Persada Properti (APP), anak usaha PT Adhi Karya (Persero). Wahyuni Sutantri, Direktur Pemasaran APP, menuturkan, pihaknya tertarik mengembangkan apartemen mahasiswa karena saat ini pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, merupakan sesuatu yang tidak lekang oleh zaman.

Setiap tahun ribuan mahasiswa baru akan masuk ke perguruan tinggi. Adanya jutaan calon mahasiswa setiap tahunnya, menurut dia, akan membutuhkan hunian. Saat ini telah muncul fenomena baru di mana mahasiswa tidak lagi tinggal di rumah kos, tapi mereka lebih memilih apartemen.

Selain karena faktor praktis serta fasilitas yang mendukung, faktor orang tua juga menentukan. “Tentu orang tua akan memilihkan tempat yang terbaik buat anaknya selama menempuh pendidikan. Bagi orang tua, yang penting adalah faktor keamanan. Kondisi ini yang menjadikan kami terus fokus dalam mengembangkan apartemen mahasiswa,” katanya.

Dia melanjutkan, sebagai korporasi, pihaknya melihat bagaimana profit yang bisa diperoleh dengan mengembangkan apartemen mahasiswa ini. Dengan melihat market yang besar, potensi untuk mendapatkan laba atas proyek ini juga besar.

Sampai dengan saat ini portofolio apartemen mahasiswa memberikan kontribusi terbesar atas laba perusahaan. Untuk wilayah Jabodetabek, APP sudah mengembangkan Grand Taman Melati Margonda Depok yang saat ini sudah memiliki tiga menara. Adapun untuk kota-kota lainnya terdiri atas Taman Melati Jatinangor (Bandung), Taman Melati MERR (Surabaya), Taman Melati Sinduadi (Yogyakarta), dan Dhika Universe (Yogyakarta).

Target utama APP adalah membidik mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas di mana orang tua mereka lebih mengutamakan keamanan dan kenyamanan selama anak-anak mereka mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Selain itu tentu juga dari kalangan investor properti. “Kami optimistis hunian jenis ini akan terus diminati oleh konsumen. Tentu ke depannya kami akan terus berinovasi dalam pengembangan apartemen mahasiswa ini. Baik itu dari sisi fasilitas maupun aspek-aspek lainnya,” sebut Wahyuni.Direktur Teknik dan Pengembangan usaha PT Adhi Persada Properti Pulung Prahasto mengatakan, di Malang dan Surabaya peminat apartemen untuk mahasiswa terus meningkat. “Kami akan segera membangun di dua kota itu,” katanya.

Yang melatar belakangi APP menjadi pionir dalam pengembangan apartemen mahasiswa karena pendidikan akan terus berkembang dan mahasiswa membutuhkan tempat tinggal.

Saat ini sedang dikembangkan Dhika Universe di Yogyakarta. Yang telah terjual 35% dari total 564 unit. Pulung Prahasto menambahkan, meskipun hunian vertikal diminati mahasiswa, potensi hunian tapak ke depan akan tumbuh stabil seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Konsep hunian tapak yang memiliki halaman serta status kepemilikannya akan membuat hunian ini tetap menjadi pilihan masyarakat, khususnya yang mencari hunian pertama. “Berbeda segmen dengan hunian vertikal yang rata-rata juga menjadi investasi, keberadaan hunian tapak merupakan pilihan bagi yang mencari hunian untuk ditinggali,” katanya.

APP, menurut dia, akan mengembangkan hunian tapak yang kini tengah dikembangkan yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Proyek tersebut antara lain Taman Dhika Sidoarjo Kota, Taman Dhika Batu Tulis, dan yang terakhir adalah The Anggana Village.

“Konsep hunian tapak yang kami kembangkan tentu kami sesuaikan dengan kebutuhan konsumen, baik dari sisi penataan lingkungan, kualitas bangunan maupun fasilitas dan lainlain,” paparnya.

Pengamat properti David Cornelis mengatakan, mahasiswa zaman dulu identik dengan kos, rumah sewa, dan asrama yang dekat atau dalam lingkungan kampus.

Tren hunian mahasiswa generasi milenial kini tidak lagi ngekos, melainkan bergeser tinggal di apartemen. Hal ini membuat kehadiran apartemen di sekitar lingkungan perguruan tinggi semakin mewabah.

“Adanya apartemen memberikan ke nya manan bagi mahasiswa dan ketenangan bagi orang tua. Apartemen dekat kampus ini pasti menjanjikan karena investasinya yang sangat prospektif, didukung tingginya permintaan yang tak lepas dari besarnya potensi jumlah mahasiswa,” paparnya.

Fenomena baru mahasiswa pindah ke apartemen juga menimbulkan perubahan dalam pengelolaan keuangan bagi orang tua.

Jika biasanya mereka mengeluarkan biaya setiap bulan atau setiap tahun untuk membayar kamar kos, kini dana tersebut berganti menjadi pendapatan.

“Bisnis apartemen mahasiswa masih berpotensi dan menjanjikan untuk disewakan dengan tingkat imbal hasil yang menarik. Selain harga yang setiap tahun meningkat, seusai menyelesaikan studi sekitar empat tahun, apartemen yang ditinggali dapat disewakan kembali,” sebut David.
(Rendra Hanggara)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4768 seconds (0.1#10.140)