Tahan Laju Penurunan Produksi, Pertamina Gelar 8 Proyek Pengurasan Minyak

Rabu, 21 Agustus 2019 - 15:45 WIB
Tahan Laju Penurunan Produksi, Pertamina Gelar 8 Proyek Pengurasan Minyak
Tahan Laju Penurunan Produksi, Pertamina Gelar 8 Proyek Pengurasan Minyak
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina EP, menggelar delapan proyek pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR).

Delapan proyek tersebut meliputi kegiatan EOR di lapangan yaitu Tanjung, Sukowati, Rantau, Sago,Ramba, Jirak, Limau dan Jatibarang. Melalui proyek EOR ini Pertamina optimis dapat menahan laju penurunan produksi minyak alamiah.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menjelaskan, sejak April 2019 Pertamina telah membentuk Steering Committee EOR Pertamina dan melibatkan diskusi dengan SKK Migas dan ahli-ahli eksternal. Pilot EOR polymer di Lapangan Tanjung telah menunjukkan hasil positif.

“Sebagai kelanjutannya telah ditandatanganinya pokok-pokok kesepahaman antara Pertamina dan Repsol dalam pengelolaan EOR di lapangan Tanjung untuk full scale-nya, termasuk implementasi EOR Surfactant-Polymer,” kata dia melalui keterangan resminya, Rabu (21/8/2019).

Dharmawan menambahkan, proyek EOR yang dilaksanakan oleh Pertamina antara lain meliputi implementasi EOR surfactant polymer dan CO2 flooding.

“Kami optimistis bahwa strategi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya menahan laju decline rate di lapangan-lapangan Pertamina. Untuk EOR di Tanjung, kami perkirakan dalam dua sampai tiga tahun kedepan produksinya bisa naik 4-5 kali lipat dari produksi saat ini,” ujarnya.

Dharmawan menjelaskan, Lapangan Jirak dan Rantau saat ini sedang dalam tahap implementasi full scale Waterflood.

“Bersamaan dengan hal tersebut dilakukan studi aplikasi chemical Surfactant untuk implementasi EOR,” tambahnya.

Selanjutnya, terkait dengan CO2 flooding, Pertamina saat ini sedang melakukan studi di beberapa lapangan yaitu Jatibarang, Sukowati dan Ramba. Lapangan Sukowati direncanakan merupakan lapangan aplikasi CCUS (Carbon Capture Utilization & Storage) pertama di Indonesia dengan memanfaatkan CO2 yang dihasilkan dari lapangan Jambaran - Tiung Biru (JTB).

“Implementasi EOR Pertamina memang dimulai di lapangan migas yang dikelola Pertamina EP. Dan kini, kami sudah mulai memperluas ke wilayah kerja PHE,” ujarnya.

Di wilayah kerja PHE, ujar Dharmawan, Pertamina juga sedang melakukan studi di lapangan Zulu dan E-Main di PHE ONWJ. Selain itu di lapangan Batang yang dioperasikan oleh PHE Siak dalam waktu dekat akan dilakukan pilot project EOR Steam Flooding.

Implementasi EOR oleh Pertamina juga menjadi perhatian khusus utamanya dalam mengantisipasi alih kelola Blok Rokan.

“Mengantisipasi alih kelola Blok Rokan dari Chevron oleh Pertamina tahun 2021, Pertamina telah melakukan preliminary portfolio (screening dan penetapan prioritas) untuk target lapangan-lapangan yang dapat dioptimasikan melalui kegiatan Primary, Secondary Recovery (Waterflood) dan Tertiery Recovery (Steamflood dan Chemical EOR) agar Produksi minyak dapat ditingkatkan saat alih kelola,” paparnya.

Inisiatif untuk melakukan studi subsurface di beberapa lapangan akan dimulai tahun 2020 untuk mempercepat rencana pengembangannya dengan melakukan sinergi dengan institusi, lembaga penelitian, dan universitas dalam negeri. Hasil studi ini akan menjadi dasar rencana kerja Pertamina pada awal pengelolaan Blok Rokan.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3721 seconds (0.1#10.140)