Luhut Pastikan Pabrik Anoda Tahap II Rampung 2025, Pasok 3 Juta Mobil Listrik

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 19:18 WIB
loading...
Luhut Pastikan Pabrik...
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, Pabrik Anoda Baterai Lithium PT Indonesia BTR New Energy Material tahap kedua di Kendal, Jawa Tengah (Jateng), bakal rampung pada 2025. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, Pabrik Anoda Baterai Lithium PT Indonesia BTR New Energy Material tahap kedua di Kendal, Jawa Tengah (Jateng), bakal rampung pada 2025.

Pembangunan fase dua mulai dilakukan di kuartal IV tahun ini, yang diperkirakan selesai pada tahun depan. Adapun, pabrik Anoda tahap pertama di Kendal sudah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (7/8/2024) kemarin.

Luhut yakin keberadaan pabrik menjadikan Indonesia sebagai produsen dan supplier anoda terbesar kedua di dunia.

“Bikin satu lagi pabrik di depan, nah itu selesai tahun 2025, kalau itu terjadi maka Indonesia menjadi supplier terbesar untuk anoda nomor dua di dunia, 3 juta mobil, dan pabriknya, pabrik terbesar,” ujar Luhut melalui akun Instagramnya, Jumat (9/8/2024).

Pabrik tahap satu mampu memproduksi 80.000 material anoda pertahun dan akan menghasilkan 1,5 juta mobil listrik. Bila pabrik fase dua beroperasi, maka total kapasitas menjadi 160.000 ton material anoda.



Pabrik memang mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dan memperkuat industri kendaraan listrik tanah air. Pabrik ini menjadi salah satu komitmen Indonesia membangun ekosistem kendaraan listrik mulai dari bahan baku, baterai electric vehicles (EV), hingga kendaraan listrik.

Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan, bahwa pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia satu persatu mulai terwujud.

"Rencana yang sudah kita putuskan beberapa tahun yang lalu untuk membangun sebuah ekosistem besar kendaraan listrik satu per satu mulai kelihatan nyata dan betul sudah ada di negara kita Indonesia," ucap Jokowi.

"Dimulai dengan nikel yang kita setop eskpor raw materialnya di tahun 2020. Dan saat itu banyak yang menentang dari dalam negeri sendiri karena kita pada saat awal kehilangan kurang lebih 1,5 billion US dollar atau 20an triliun rupiah," ungkap Presiden.

Dia menyakini, dengan dibangunnya Pabrik Anoda diharapkan dapat menaikkan nilai tambah bagi perekonomian di Indonesia.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1671 seconds (0.1#10.140)