Gandeng Satkomindo, BRI Tambah Satelit

Kamis, 22 Agustus 2019 - 21:23 WIB
Gandeng Satkomindo, BRI Tambah Satelit
Gandeng Satkomindo, BRI Tambah Satelit
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menggandeng PT Satkomindo Mediyasa (Satkomindo) yang sejak tahun 2002 telah fokus berbisnis di bidang pengoperasian satelit sebagai operator Very Small Aperture Terminal (VSAT). Satkomindo memiliki lisensi Penyelenggara Jaringan Tetap Tertutup (JARTUP) dan pada tahun 2019 telah mendapatkan persetujuan Kominfo sebagai pengelola slot orbit satelit geostasioner di Indonesia yang telah terdaftar di badan International Telecommunication Union (ITU).

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo mengatakan, Satkomindo akan menjadi strategic partner bagi Bank BRI untuk pemenuhan reliabilitas dan kebutuhan jaringan komunikasi di masa mendatang. "Hal ini perlu dilakukan agar Bank BRI dapat lebih fokus pada transformasi digital yang akan menjadi kunci pada strategi dan bisnis Bank BRI dimasa mendatang," ujar dia kepada media di Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Indra mengungkapkan pemenuhan kebutuhan jaringan komunikasi satelit melalui Satkomindo, akan memberikan eksibilitas ketersediaan kapasitas, dengan biaya operasi yang kompetitif dan kinerja yang handal. "Sebagai strategic partner BRI, Satkomindo akan meluncurkan satelit baru berteknologi HTS berkapasitas sekitar 150 Gigabit per second (Gbps) dengan menggunakan spektrum frekuensi Ku- dan Ka-band," paparnya.

Menurut Indra, sebagian kapasitasnya akan digunakan oleh Bank BRI, dan sebagian kapasitas lainnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan layanan internet Indonesia, sehingga membantu mengurangi shortage supply transponder satelit di Tanah Air.

Dia memaparkan, hasil studi PT Telkom dan EuroConsult pada tahun 2013, saat dimana gagasan BRIsat tercetuskan, menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kekurangan supply transponder satelit domestik sebesar lebih dari 200 TPE per tahun. Dimasa mendatang, Indonesia diprediksi tetap akan mengalami kekurangan supply kapasitas HTS.

Menurut studi SATconsult (Group of Euroconsult) dan Northern Sky Research (NSR) kebutuhan kapasitas satelit HTS di Indonesia saat ini telah melebihi 1.000 Gbps dan akan terus bertambah. Satelit HTS oleh Satkomindo ini hanya menyuplai sebagian kecil dari seluruh kebutuhan satelit HTS di Indonesia tersebut.

Oleh karena itu, lanjut Indra, satelit HTS Satkomindo dapat digunakan untuk melayani keperluan ekosistem BRI, dan dapat juga digunakan oleh institusi pemerintah dan masyarakat umum.

CEO Satkomindo Mediyasa, Abing Rabani mengatakan, dalam hal regulasi, perizinan satelit HTS Satkomindo tidak berkaitan dengan izin Telekomunikasi Khusus (Telsus) Bank BRI.

Menurut dia sebagai badan hukum yang terpisah dari Bank BRI, Satkomindo telah menjadi penyelenggara telekomunikasi di Indonesia, seperti halnya Telkom maupun Indosat. Sehingga Satkomindo dapat memberikan layanan BRI maupun customer lainnya.

“Pembuatan satelit HTS baru diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 36 bulan sehingga kemungkinan satelit tersebut akan meluncur di akhir tahun 2023. Oleh karenanya kami sudah berkoordinasi dengan Satkomindo bahwa pada awal 2020 agar menyiapkan backup diversity dengan bekerja sama dengan operator satelit lain sebagai upaya mitigasi risiko apabila terjadi anomali pada satelit BRIsat,” jelasnya pada kesempatan sama.

Abing menambahkan, Satkomindo saat ini dalam proses penjajakan kerja sama dengan operator satelit domestik, operator satelit internasional, dan manufaktur satelit internasional yang telah berpengalaman dalam desain, manufaktur, dan pengoperasian satelit HTS. "Sebanyak 18 operator satelit dan 9 manufaktur satelit internasional telah menyatakan minatnya untuk ikut berpartisipasi dalam seleksi sebagai partner Satkomindo, " papar dia.

Melalui mekanisme partnership, lanjut Abing, akses teknologi HTS akan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih mature dalam hal desain dan operasional di sisi space segment dan ground segment.

Seperti diketahui, Satelit BRIsat yang diluncurkan oleh Bank BRI pada 18 Juni 2016 lalu telah menyediakan jaringan komunikasi untuk outlet BRI, ATM, hingga Agen BRILink di seluruh pelosok Tanah Air.

Menurut Indra, sebanyak lima puluh empat Transponder Equivalent (TPE) satelit BRIsat telah digunakan untuk keperluan operasional Bank BRI untuk memberikan layanan di 17.700 wilayah termasuk di dalamnya empat TPE untuk pemerintah Indonesia.

Indra mengatakan, strategi bisnis BRI dalam menggarap segmen UMKM terutama bisnis mikro, keberadaan outlet, ATM, dan Agen BRILink seringkali berada di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang belum terjangkau oleh jaringan komunikasi lainnya. "Dengan adanya satelit BRIsat, perseroan dapat memastikan bahwa implementasi strategi bisnis BRI tersebut tidak mengalami kendala karena jaringan komunikasi pada lokasi-lokasi ini sudah dijangkau oleh BRIsat," paparnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3577 seconds (0.1#10.140)