Tiga Tahun Kedepan, Penggunaan Uang Tunai Semakin Sedikit di Indonesia

Rabu, 28 Agustus 2019 - 18:32 WIB
Tiga Tahun Kedepan, Penggunaan Uang Tunai Semakin Sedikit di Indonesia
Tiga Tahun Kedepan, Penggunaan Uang Tunai Semakin Sedikit di Indonesia
A A A
BANDUNG - Transaksi tunai atau cash diperkirakan semakin berkurang seiring gencarnya pemerintah mengkampanyekan cashless society (penggunaan uang nontunai) di Indonesia. Bahkan, tidak sedikit kalangan menyakini tiga tahun kedepan, penggunaan uang tunai semakin sedikit di Indonesia.

Pendapat diatas berdasarkan studi Consumer Payment Attitudes 2018 yang dirilis Visa, dimana mayoritas masyarakat Indonesia terlihat semakin siap menghadapi masa depan tanpa uang tunai. Riset menyatakan 8 dari 10 (82%) responden melakukan bepergian tanpa tunai.

Berdasarkan studi tersebut, 77% responden memperkirakan akan semakin sering pembayaran nontunai dalam jangka waktu 12 bulan kedepan. Dan 41% responden meyakini Indonesia akan mewujudkan masyarakat tanpa tunai dalam kurun waktu tiga tahun.

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman, mengatakan hasil riset tersebut menunjukkan jumlah konsumen yang melek digital semakin bertumbuh di Tanah Air. Mengindikasikan masyarakat Indonesia semakin menyadari manfaat pembayaran nontunai.

"Masyarakat Indonesia semakin percaya diri untuk bepergian tanpa tunai, dengan keamanan informasi pribadi menjadi fokus utama mereka. Karenanya, Visa berkomitmen menghadirkan teknologi pembayaran dan keamanan digital terbaru, seperti Visa Contactless dan Visa Token Service, agar konsumen dan pelaku usaha di Indonesia semakin percaya diri saat bertransaksi," tambah Riko, Rabu (28/8/2019).

Tidak hanya itu, seiring mudahnya pembayaran, Visa pun berkomitmen mengedukasi masyarakat tentang manajemen keuangan melalui program literasi keuangan #IbuBerbagiBijak. Program itu bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia.

Di Bandung, edukasi diberikan kepada para pelaku usaha perempuan seputar manajemen keuangan mendasar untuk bisnis mereka.

Workshop tersebut tidak hanya mengedukasi seputar pengetahuan manajemen keuangan yang mendasar, tetapi juga agar pelaku usaha perempuan cerdas dalam mengakses produk/layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kemampuan.

"Kami meyakini bahwa mereka adalah salah satu pihak yang dapat berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di masa mendatang. Workshop kali ini juga kami gelar di Bandung, mengingat posisinya sebagai pusat ekonomi kreatif dan kewirausahaan," jelas Riko.

Sementara itu, Ketua Benua Balantik, Muhammad Fadli, mengatakan pengetahuan dan pemahaman mengenai literasi keuangan sangat penting bagi para pelaku usaha UMKM. Apalagi jika usaha makin mapan dan berkembang, maka kemampuan mengelola keuangan bisnis harus bertambah.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4373 seconds (0.1#10.140)