Airbus Putuskan Setop Produksi A380 pada 2021

Kamis, 29 Agustus 2019 - 08:04 WIB
Airbus Putuskan Setop Produksi A380 pada 2021
Airbus Putuskan Setop Produksi A380 pada 2021
A A A
PARIS - Airbus, pabrikan pesawat Prancis, akan menghentikan produksi pesawat superjumbo A380 pada 2021. Keputusan tersebut diambil manajemen Airbus karena perusahaan sudah sangat sulit mendapatkan pembeli baru A380.

Business Insider melaporkan, banyak maskapai tidak lagi tertarik membeli pesawat A380 karena terlalu besar, mahal, dan tidak efisien. Hingga kini Airbus hanya menerima 290 pesanan A380 dari berbagai maskapai.

Dengan perkembangan ini, pada Februari lalu, Airbus pun mengumumkan akan segera mengakhiri produksi pesawat yang mulai beroperasi pada 2007 itu. Kondisi sekarang berbeda dengan 12 tahun lalu ketika Airbus A380 menjadi daya tarik bagi berbagai maskapai.

Saat itu pesawat yang didesain untuk menyaingi Boeing 747 tersebut menjadi ikon teknologi modern. Harganya USD445,6 juta per unit dan biaya operasionalnya cukup besar. Namun daya tampung yang mencapai 800 penumpang dan kabin dua tingkat menjadi daya tarik ter sendiri saat itu.

Tantangan terberat muncul ketika fluktuasi harga minyak dunia yang mengganggu operasional A380. Terlebih tren penurunan jumlah penumpang pesawat menjadikan tidak semua kursi A380 terisi. Analis dari Teal Group, Richard Aboulafia, menilai A380 merupakan kesalahan terbesar dalam sejarah Airbus.

“A380 merupakan pesawat yang memiliki desain sangat buruk dengan pasar yang tidak ada,” katanya. A380 dinilai gagal karena generasi pesawat baru justru lebih kecil. Dia menyarankan anggaran USD25 miliar untuk program A380 lebih baik digunakan untuk riset pesawat lainnya seperti Boeing mengembangkan 777X untuk menggantikan 757.

Airbus merilis rencana penghentian produksi A380 setelah Emirates, pembeli terbesar A380 memutuskan untuk mengurangi pesanan pesawat superjumbo yang ikonik itu. Emirates memutuskan untuk membeli 30 pesawat A350 dan 40A330neo yang berukuran lebih kecil.

Itu dilakukan dalam upaya restrukturisasi. “Ini adalah keputusan sulit bagi kami. Kami telah berinvestasi dalam cukup banyak usaha, banyak sumber daya, dan banyak keringat. Namun kami harus realistis,” kata CEO Airbus Tom Enders seperti dilansir Reuters.

Airbus akan berunding dengan serikat pekerja dalam beberapa pekan mendatang. Penghentian produksi A380 akan berdampak terhadap 3.000 hingga 3.500 pekerja. Biaya penghentian produksi bisa memakan dana senilai 463 juta euro dan bisa mencapai 1 miliar euro karena utang pemerintahan Eropa.

Hingga 2021 Airbus hanya akan memproduksi 17A380, termasuk 14 untuk Emirates dan 3 untuk maskapai ANA dari Jepang. Kepada maskapai dari Asia hingga Eropa para pembeli A380, Enders menjamin Airbus akan tetap mendukung pelayanan pemeliharaan. Emirates yang memiliki 100 pesawat superjumbo A380 menyatakan kecewa dengan penghentian produksi tersebut.

Chairman Emirates Sheikh Ahmed bin Saeed al- Maktoum mengungkapkan, Emirates merupakan pendukung A380 sejak awal. “Kami sangat kecewa dengan penghentian produksi ini meski bisa menerima ini sebagai realitas,” kata Sheikh Ahmed.

Menurut Sheikh Ahmed, A380 tetap menjadi armada utama Emirates hingga 2030. A380 dibangun di pabrik perakitan seluas 1,6 juta kaki persegi di kantor pusat Airbus di Toulouse. Dengan panjang 239 kaki, tinggi 79 kaki dan bentang sayap 262 kaki, itu menjadi pesawat yang sangat besar.

Pada 27 April 2005 pukul 10.30 pagi waktu lokal, prototipe pertama Airbus A380 menyalakan empat mesin turbofan ukuran besar. Pesawat superjumbo itu lepas landas dari fasilitas Airbus di Toulouse, Prancis. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5446 seconds (0.1#10.140)