Go-Jek Kejar Pendanaan USD2 Miliar Sebelum Akhir Tahun

SINGAPURA - Go-Jek menargetkan dapat meraih pendanaan USD2 miliar (Rp28,2 triliun) sebelum akhir tahun ini.

Putaran modal terbaru itu akan digunakan untuk memperluas bisnis pembayaran mobile dan pengiriman makanan. Hingga saat ini, Go-Jek berhasil menangani transaksi senilai USD1,5 miliar (Rp21,2 triliun) di luar Indonesia.

residen dan Co-Founder Go-Jek Andre Soelistyo dalam wawancara dengan Bloomberg Television mengatakan, Go-Jek sebelum nya telah didukung oleh Google dan Tencent Holdings Ltd tumbuh di kancah internasional terutama di Asia Tenggara.

Andre mengatakan, perusahaan itu berambisi untuk mengalahkan Grab Holdings Inc yang berbasis di Singapura dalam layanan transportasi daring. Go-Jek sebelumnya dilaporkan telah menerima dana tambahan senilai USD1 miliar dari Tencent dan perusahaan lainnya awal 2019.

Meski demikian, Go-Jek masih berupaya mencari dana lain. Baru-baru ini, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Amazon, dikabarkan sedang berunding untuk bergabung ke dalam jajaran investor Go-Jek guna memperbesar pengaruhnya di Asia Tenggara.

Namun, Andre menolak berkomentar terkait isu tersebut. “Saya dapat mengatakan Go-Jek saat ini baru ada di empat negara dan mudah-mudahan dapat ada di enam negara,” kata Andre dikutip Bloomberg kemarin. Go-Jek berdiri pertama kali pada 2015 sebagai penyedia jasa layanan transportasi daring, terutama ojek.

Sejak saat itu, Go-Jek mulai mengembangkan bisnisnya menjadi penyedia jasa layanan pengiriman makanan dan dompet digital. Berdasarkan Bloomberg, kapitalisasi pasar Go-Jek diperkirakan mencapai sekitar USD10 miliar.

Dengan prospek yang bagus dan pasar yang besar, Go-Jek telah menerima suntikan dana dari Visa Inc, Siam Commercial Bank Plc, Mitsubishi Motors Corp, Mitsubishi Corp, dan Mitsubishi UFJ Lease & Finance Co pada 2019. Namun, nilai kesepakatan tersebut tidak pernah diungkap kepada publik. (Muh Shamil)