Utamakan Keselamatan Saat Kabut Asap, Pengguna Jasa Penerbangan Diminta Sabar

Minggu, 15 September 2019 - 15:46 WIB
Utamakan Keselamatan Saat Kabut Asap, Pengguna Jasa Penerbangan Diminta Sabar
Utamakan Keselamatan Saat Kabut Asap, Pengguna Jasa Penerbangan Diminta Sabar
A A A
JAKARTA - Seluruh stakeholder penerbangan diminta tetap mengutamakan keselamatan bagi pengguna jasa transportasi udara, di tengah sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama di wilayah kalimantan dan sumatera. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud) memastikan selalu melakukan pemantauan dan terus berkoordinasi.

Hal itu dilakukan melalui Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) terutama yang memiliki wilayah kerja di kalimantan dan sumatera dengan operator bandar. Ditambah AirNav Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta pihak-pihak sehingga segera menindaklanjuti apabila sebaran asap menggangu operasional penerbangan.

“Kami meminta operator penerbangan terutama yang menutup pelayanan penerbangan ataupun terdampak delay akibat karhutla, untuk sigap membantu komunikasikannya kepada para penumpang. Ditambah memberikan pelayanan sesuai aturan yang berlaku. Menutup layanan penerbangan demi keselamatan pengguna jasa transportasi udara,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti di Jakarta, Minggu (15/9/2019).

Untuk itu, Polana meminta pengguna jasa transportasi udara agar dapat memahami kondisi saat ini. “Kami meminta kepada pengguna jasa transportasi udara untuk bersabar, karena keselamatan merupakan prioritas utama,” tambah dia.

Sementara itu, pekatnya kabut asap akibat Karhutla melumpuhkan operasional penerbangan di Bandar Udara Kalimarau, Berau, Kalimantan Timur. Kepala Bandar Udara Kalimarau, Bambang Hartato mengatakan setelah mendapatkan Note To Air Man (Notam) yang dikeluarkan AirNav Indonesia Nomor C8334/19 , dengan isi perubahan jarak pandang bandar udara, layanan penerbangan ditutup.

“"Sampai hari ini, visibility (jarak pandang) 500 meter, sementara standar instrument aproach procedure (instrumen pendaratan) itu minimal, jarak pandangnya 3. 500 meter," kata Bambang.

Awalnya, sejumlah maskapai menunggu kondisi cuaca membaik. Beberapa penerbangan seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Express Air mengalami delay. “Kami sampaikan permohonan maaf kepada pengguna jasa transportasi udara, kami harap masyarakat bisa memaklumi kondisi ini,” harapnya.

Kondisi saat ini, beberapa bandara operasional yang di tutup antara lain bandara Kalimarau Berau , bandara Juwata Tarakan, bandara APT Pranoto Samarinda dan bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5169 seconds (0.1#10.140)