Investasi Korsel Diyakini Perkuat Struktur Manufaktur Indonesia

Rabu, 18 September 2019 - 21:25 WIB
Investasi Korsel Diyakini Perkuat Struktur Manufaktur Indonesia
Investasi Korsel Diyakini Perkuat Struktur Manufaktur Indonesia
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, masuknya investor Korea Selatan di Indonesia bisa memperkuat struktur sektor manufaktur di dalam negeri. Hal ini diyakini akan memacu daya saing industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Korea adalah salah satu top 10 investor di Indonesia. Mereka punya industri yang potensial, khususnya sektor manufaktur," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Menperin menyebutkan, sejumlah investor Korsel di sektor industri telah menggelontorkan dananya di Indonesia. Investor yang masuk berasal dari sektor-sektor yang sedang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Ada beberapa industri besar seperti Posco di sektor industri baja, dan Lotte Chemical di industri kimia yang berinvestasi sekitar USD3,5 miliar," ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Korsel merupakan investor terbesar ke-8 di Indonesia pada kuartal I/2019. Total realisasi investasi dari Negeri Ginseng sejak tahun 2014 sampai triwulan I/2019 mencapai USD7,3 miliar. Sementara itu, realisasi investasi sepanjang tahun 2018 sebesar USD1,6 miliar.

Investasi mereka didominasi sektor industri mesin dan elektronik (15%), pertambangan (13%), gas dan air (9%), industri sepatu (8%), serta industri karet dan plastik (8%).

"Ada beberapa sektor lagi yang akan masuk. Apalagi untuk elektronika, pangsa pasar produk Korea juga cukup besar di Indonesia," ujar Airlangga. Dia menambahkan, peningkatan investasi juga dapat menjaga kestabilan perekonomian nasional di tengah kondisi ekonomi global yang belum menentu akibat adanya perang dagang.

Menperin menambahkan, upaya percepatan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK CEPA) akan mempermudah kerja sama di sektor industri bagi kedua negara. IK CEPA juga diharapkan memudahkan pelaku industri komponen dalam negeri berperan dalam global value chain.

Airlangga mengatakan, IK CEPA juga akan mempengaruhi kerja sama perdagangan dua arah agar saling menguntungkan. "Presiden Joko Widodo menargetkan nilai perdagangan kedua negara menjadi USD30 miliar di tahun 2022 atau naik dari yang sekarang sekitar USD18,6 miliar," tuturnya.

Pada tahun 2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus sebesar USD78 juta dari total nilai perdagangan yang mencapai USD17 miliar. Tahun lalu, telah ditandatangani sejumlah MoU dengan potensi investasi sebesar USD6,2 miliar dalam rangkaian acara Indonesia-Korea Business and Investment Forum 2018.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1047 seconds (0.1#10.140)