Ekonomi Hijau Bisa Serap 2,2 Juta Tenaga Kerja hingga 2060
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus mendorong ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan. Salah satunya pengembangan teknologi hijau, pengelolaan sumber daya alam dan perubahan perilaku konsumen.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas/PPN Vivi Yulaswati
Vivi Yulaswati mengatakan investasi hijau bisa menciptakan 7-10 kali lipat lapangan kerja lebih besar dibandingkan investasi konvensional.
"Kami memproyeksikan ada 1,8 hingga 2,2 juta lapangan kerja di 2060 yang dihasilkan dari sektor energi terbarukan, teknologi kendaraan listrik (EV), efisiensi energi, pemanfaatan lahan dan peningkatan pengelolaan limbah.Lapangan kerja yang dihasilkan adalah green jobs," kata Vivi saat menghadiri diskusi pada acara Lestari Summit 2024 di Jakarta, dikutip Minggu (25/8/2024).
Dia mengungkapkan beberapa data pada 2023 ada 0,63 juta RE (renewable energy) jobs, 2030 ada 0,74 juta RE jobs, dan 2050 ada 1,07 juta RE jobs. Sebab itu, momentum tingginya kebutuhan industri akan green jobs itu tidak akan bisa dipenuhi oleh Indonesia jika tidak ada pelatihan yang mumpuni sejak saat ini.
"Kekurangan tenaga terampil akan meningkat, jika berbagai pelatihan saat ini tidak selaras dengan kemajuan teknologi," ujar Vivi.
Sementara, Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation, Michael Susanto, juga menyampaikan bahwa tantangan terbesar untuk menyambut peluang green jobs di dunia bagi Indonesia adalah kesiapan sumber daya manusianya. Padahal peluang green jobs saat ini sudah semakin melimpah.
Platform jobseeker yang paling besar, misalnya Linkedin, zaman dulu tidak ada yang namanya pilihan green jobs. Sekarang sudah ada," ucap Michael.
Oleh karena itu, sektor pendidikan di Indonesia sangatlah penting dalam upaya mencetak manusia-manusia yang terampil untuk mengisi pekerjaan ramah lingkungan dan usaha bisnis yang berkelanjutan.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas/PPN Vivi Yulaswati
Vivi Yulaswati mengatakan investasi hijau bisa menciptakan 7-10 kali lipat lapangan kerja lebih besar dibandingkan investasi konvensional.
"Kami memproyeksikan ada 1,8 hingga 2,2 juta lapangan kerja di 2060 yang dihasilkan dari sektor energi terbarukan, teknologi kendaraan listrik (EV), efisiensi energi, pemanfaatan lahan dan peningkatan pengelolaan limbah.Lapangan kerja yang dihasilkan adalah green jobs," kata Vivi saat menghadiri diskusi pada acara Lestari Summit 2024 di Jakarta, dikutip Minggu (25/8/2024).
Dia mengungkapkan beberapa data pada 2023 ada 0,63 juta RE (renewable energy) jobs, 2030 ada 0,74 juta RE jobs, dan 2050 ada 1,07 juta RE jobs. Sebab itu, momentum tingginya kebutuhan industri akan green jobs itu tidak akan bisa dipenuhi oleh Indonesia jika tidak ada pelatihan yang mumpuni sejak saat ini.
"Kekurangan tenaga terampil akan meningkat, jika berbagai pelatihan saat ini tidak selaras dengan kemajuan teknologi," ujar Vivi.
Sementara, Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation, Michael Susanto, juga menyampaikan bahwa tantangan terbesar untuk menyambut peluang green jobs di dunia bagi Indonesia adalah kesiapan sumber daya manusianya. Padahal peluang green jobs saat ini sudah semakin melimpah.
Platform jobseeker yang paling besar, misalnya Linkedin, zaman dulu tidak ada yang namanya pilihan green jobs. Sekarang sudah ada," ucap Michael.
Oleh karena itu, sektor pendidikan di Indonesia sangatlah penting dalam upaya mencetak manusia-manusia yang terampil untuk mengisi pekerjaan ramah lingkungan dan usaha bisnis yang berkelanjutan.
(nng)