RI-Singapura Sepakati Pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa

Rabu, 09 Oktober 2019 - 12:52 WIB
RI-Singapura Sepakati Pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa
RI-Singapura Sepakati Pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat menindaklanjuti kerja sama terkait pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa Digital Park. Sinergi ini diyakini dapat memperkuat perekonomian kedua negara.

Hal itu merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada acara Annual Leaders Meeting di Delegation Room, The Istana, Singapura, Selasa (8/10) lalu.

"Beberapa kerja sama yang disepakati di bidang ekonomi, di antaranya adalah peningkatan investasi, perdagangan, ekonomi digital dan pendidikan vokasi. Ini menjadi kelanjutan dari kesepakatan Leaders' Retreat tahun lalu," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/10/2019).

Menperin menyampaikan, pemerintah menyambut baik dan mengapresiasi para pelaku industri Singapura yang telah menanamkan modalnya di Kawasan Industri Kendal (KIK). Kawasan industri terbesar di Jawa Tengah ini merupakan ikon baru bagi perwujudan kerja sama Indonesia dan Singapura.

Dia mengatakan, pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman.

"Di sana sudah banyak sektor light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu dan garmen," tuturnya.

Pengembangan KIK terus diakselerasi agar menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor. Per September 2019, investasi yang sudah masuk ke KIK mencapai Rp11,4 triliun dengan 59 tenant, mulai dari Indonesia, Singapura, Jepang, Taiwan, hingga Korea.

"Termasuk juga adanya relokasi dua industri dari China. Hal ini dapat memperkuat struktur industri di dalam negeri. Total penciptaan lapangan kerja di kawasan tersebut, sudah lebih dari 6.950 orang," papar Airlangga.

Pemerintah fokus mengakselerasi pengembangan KIK, yang statusnya akan naik menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan target mampu menjaring investasi senilai Rp70 triliun dalam waktu lima tahun ke depan. Selain itu, hingga tahun 2024 nanti, KEK Kendal ditargetkan dapat melakukan ekspor senilai USD500 juta per tahun dan mensubtitusi impor hingga USD250 juta per tahun.

KEK Kendal juga diharapkan dapat memberdayakan sebanyak 20.000 tenaga kerja, dan 60.000 tenaga kerja lainnya di sekitar Kawasan tersebut. Sejumlah sektor industri prioritas di KEK Kendal, antara lain industri makanan dan minuman, elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta furnitur.

"Jadi, KEK Kendal bisa menjadi salah satu area untuk ekspansi industri di Semarang dan Kendal sekaligus sebagai export hub. Apalagi, akan ada kluster industri tekstil di Jawa Tengah, di mana industri tekstil menjadi sektor andalan dalam implementasi industri 4.0," ujarnya.

Pemerintah Indonesia dan Singapura juga sepakat mengembangkan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Kawasan ini akan menjadi basis bagi pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi.

Proyek tersebut dikoordinasikan oleh PT Kinema Systrans Multimedia yang bekerja sama dengan Infinite Studios. Per Agustus 2019, jumlah tenant dan startup di NDP telah mencapai 50 perusahaan, termasuk startup dari Singapura, yaitu Glints (Start-up talent recruitment) dan LiquidPay (Fintech).

"Pembangunan Apple iOS Development Center (Apple Academy) yang ke-3 di Indonesia, akan berlokasi di Batam, dan ditargetkan selesai pada tahun 2020. Sebelumnya, mereka telah membangun di BSD Tangerang dan Surabaya. Selain itu, kami juga sedang mengusulkan pembentukan KEK Digital Nongsa," ungkap Menperin.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7013 seconds (0.1#10.140)