Suku Bunga Acuan BI Turun Empat Bulan Beruntun, Kini 5%

Kamis, 24 Oktober 2019 - 14:51 WIB
Suku Bunga Acuan BI Turun Empat Bulan Beruntun, Kini 5%
Suku Bunga Acuan BI Turun Empat Bulan Beruntun, Kini 5%
A A A
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 23-24 Oktober 2019 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis point menjadi 5,00% dari sebelumnya 5,25%. Selain itu BI juga menurunkan suku bunga deposit facility di angka 4,25%dan lending facility di 5,75

"Dengan mempertimbangkan kondisi global, RDG pada tanggal 23 sampai 24 Oktober 2019 memutuskan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps jadi 5%," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Sambung Perry menjelaskan, keputusan bank sentral menurunkan suku bunga dikarenakan sejalan dengan inflasi yang rendah. Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal.

Ditambah serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global. "Perkirakan inflasi ke depan dan momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Penurunan ini karena ekonomi Indonesia terkendali berkat kebijakan makrofundamental," katanya.

Sambung Gubernur BI menerangkan, strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial, terang dia tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian

Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini demi memperkuat ketahanan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) lewat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. "Kita ingin mengaga stabilitas ekternal dan turut mendorong pertumbuhan ekonoki dan otorotas terkait mendorong permintaan domestik," jelasnya
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4860 seconds (0.1#10.140)