Pembukaan Rekening Praktis Semakin Digandrungi Milenial

JAKARTA - Untuk memberikan pengalaman yang berbeda dalam proses pembukaan rekening, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menghadirkan cara baru bagi para milenial dan masyarakat yang digital savvy.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menuturkan, perseroan telah memiliki mesin BNI Sonic dan Pembukaan Rekening Digital. BNI Sonic atau Self Service Opening Account adalah mesin yang memungkinkan calon nasabah atau nasabah eksisting melakukan pembukaan rekening hanya dalam waktu 3 menit. Tentunya prosesnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan pembukaan rekening dengan cara yang biasa.

“Persyaratannya hanya membawa Kartu e-KTP dan NPWP untuk proses KYC (Know Your Customer) BNI. Setelah mengisi data diri, memindai Kartu e-KTP dan NPWP, kartu ATM akan keluar dari mesin BNI Sonic dan dapat langsung digunakan untuk bertransaksi. BNI akan memasang mesin BNI Sonic di 125 titik strategis di seluruh Indonesia sampai akhir 2019,” ujar Anggoro dalam keterangan rilisnya di Jakarta, kemarin.

BNI Sonic kerap kali diboyong ke acara-acara yang dihadiri oleh banyak generasi milenial. Animo nasabah yang tinggi turut mendorong jumlah nomor rekening baru dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Sampai dengan pertengahan Oktober 2019, BNI Sonic telah berhasil membuka 11.160 rekening baru dengan DPK yang terhimpun Rp22,4 miliar.

Anggoro menambahkan, ada pula Pembukaan Rekening Digital yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Calon nasabah hanya perlu bermodalkan smartphone dan dilayani oleh seorang Banking Call Officer melalui video call.

“Setelah berhasil membuka rekening BNI melalui DoA, nasabah dapat langsung melakukan transaksi online di berbagai e-commerce. Untuk memberikan benefit lebih dari DoA, BNI telah menjalin kerja sama dengan BukaLapak. Transaksi di BukaLapak dengan menggunakan rekening BNI yang dibuka melalui DoA akan mendapatkan diskon sebesar 73% hingga Rp100.000,” kata Anggoro.

BNI berharap animo pembukaan rekening dengan cara-cara yang praktis ini terus meningkat, sehingga literasi keuangan di masyarakat tidak lagi terbatas pada memiliki rekening bank saja. Masyarakat diharapkan semakin terbiasa untuk melakukan proses keuangan dengan memanfaatkan teknologi dan internet dengan lebih optimal demi efisiensi waktu. (Heru Febrianto)