Harga minyak mentah Brent dilansir Reuters, meningkat 24 sen atau 0,4% pada posisi USD60,85/barel setelah dalam sesi sebelumnya jatuh encapai 1,6%. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (WTI) merosot 10 sen yang setara 0,2% ke level USD 55,16 per barel.
Sentimen datang dari pelemahan aktivitas pabrik di China dalam enam bulan secara berturut-turut di Oktober, sementara pertumbuhan kegiatan sektor jasa China juga melambat ke posisi terendah sejak Februari 2016. Hal itu berdasarkan data resmi yang dirilis pada awal sesi perdagangan hari ini.
Baca Juga:
"Harga minyak bergerak ke atas didorong oleh harapan stimulus China yang lebih baik setelah data manufaktur PMI China dalam enam bulan berada pada posisi terendah," ujar Analis pasar senior OANDA, Jeffrey Halley.
Selanjutnya kebijakan Federal Reserve AS alias Bank Sentral AS yang memotong suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini menjadi bullish terhadap harga minyak. Hal ini karena biasanya ekonomi yang lebih kuat bakal membuat permintaan lebih tinggi untuk minyak mentah.
Sementara persediaan minyak mentah naik 5.700.000 barel pada minggu ke 25 Oktober, seperti dirilis administrasi informasi energi AS, dibandingkan dengan harapan analis bertambah 494.000-barel. Tapi American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, telah melaporkan penurunan 708.000 barel dalam persediaan, meningkatkan harapan bahwa angka resmi juga akan menunjukkan penurunan.
(akr)