Desain Penataan Pelabuhan Benoa Disepakati

Senin, 04 November 2019 - 17:25 WIB
Desain Penataan Pelabuhan Benoa Disepakati
Desain Penataan Pelabuhan Benoa Disepakati
A A A
JAKARTA - Pengembangan dan penataan Pelabuhan Benoa kini memasuki fase baru. Setelah mendapatkan masukan dan usulan dari berbagai pihak, pengembangan pelabuhan oleh Pelindo III sebagai pengelola Pelabuhan Benoa, menunjukkan rancangan mengenai kawasan yang akan dikelola mencakup sebagian besar hutan kota, dan sebagian lagi digunakan untuk terminal energi, industri perikanan, dan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan bahwa industri perikanan di Pelabuhan Benoa merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, terutama pengolahan tuna. Sehingga dengan adanya pengembangan kawasan industri perikanan dan pengolahan ikan di Benoa, industri perikanan dan nelayan setempat dapat memanfaatkan fasilitas yang ada.

"Kita berharap ekspor tuna dapat ditingkatkan lebih maksimal. Yang fresh bisa langsung dikirimkan melalui Bandara Ngurah Rai, sedangkan yang beku bisa dikirim melalui Pelabuhan Benoa," ujarnya di Jakarta Senin (4/11/2019).

Sementara itu, Gubernur Provinsi Bali Wayan Koster menyatakan apresiasinya terhadap disain pengembangan pelabuhan tersebut. Menurutnya, desain final disepakati berdasarkan masukan dan aspirasi dari banyak pihak. “Kita akan mengawal dan memonitor pelaksanaannya. Semua pihak telah bekerja untuk kebaikan bersama. Ini akan memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali," ungkapnya.

Doso Agung menjelaskan, apabila dermaga Pelabuhan Benoa nanti telah jadi, kapal-kapal pesiar (cruise) yang bersandar di sana dapat dikelola secara lebih profesional, dan dapat didorong untuk menikmati wisata di luar kapal.

Rata-rata sandar kapal cruise di Pelabuhan Benoa bisa mencapai enam hingga delapan jam. Diharapkan pengelolaannya bisa lebih profesional termasuk mengimplementasi budaya setempat.

"Dari upacara penyambutan, atraksi, transportasi ke tempat-tempat wisata menarik dan sentra suvenir di luar pelabuhan, mereka dapat menggerakkan industri pariwisata. Selama ini, kapal-kapal tersebut tidak dapat sandar dan wisatawan harus diangkut dengan kapal-kapal yang lebih kecil. Itu membuat mereka juga enggan turun ke darat menikmati indahnya Bali," ujarnya.

Selain potensi pariwisata, menurut Doso Agung, penyediaan logistik untuk kebutuhan kapal juga menjadi peluang bisnis yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha dan masyarakat di Bali.

"Kita bisa bayangkan, setiap kapal itu rata-rata mengangkut sekitar 2.000 wisatawan dan 1.500 kru. Selama ini kebutuhan logistik itu mereka cukupi di luar negeri, terutama Singapura. Daging, sayur-mayur, buah-buahan, sampai dengan air bersih, disuplai dari Singapura. Padahal, setiap tahunnya berdasarkan catatan kami tahun 2019 saja, ada 79 kapal cruise yang bersandar di Pelabuhan Benoa," katanya.

Apabila setiap kapal tersebut harus berlayar selama 3-4 hari dari pelabuhan satu ke pelabuhan berikutnya, entah ke Malaysia, Filipina, Singapura, atau Australia, kebutuhan logistik untuk memenuhi makan-minum wisatawan dan kru volumenya sangat besar.

Menurut Doso, potensi tersebut dapat nantinya dapat diambil oleh Bali, karena Pelindo III membangun cold storage raksasa, yang sebagian dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, selain untuk memenuhi kebutuhan industri perikanan setempat.

Demikian juga dengan distribusi wisatawan ke tempat-tempat wisata yang menarik di Pulau Bali, sembari menunggu kapal bersandar. Dengan jumlah yang sangat besar, mereka dapat didistribusikan ke berbagai tempat wisata menarik yang terdapat di kabupaten dan kota-kota di Pulau Bali, sehingga akan menambah putaran roda ekonomi pariwisata.

Salah satu kelebihan kapal cruise dibandingkan dengan pariwisata berbasis transportasi udara adalah kapasitas angkutnya yang besar. Apabila pesawat terbang hanya mampu mengangkut 200-300 penumpang, kapal-kapal wisata dalam sekali angkut bisa membawa 2.000 hingga 3.000 wisatawan.

"Apalagi, kami sudah mendapatkan informasi bahwa saat ini sedang dibangun kapal pesiar raksasa yang berukuran panjang 320 meter dengan 20 dek tingkat yang mampu mengangkut kurang lebih 4.000 wisatawan. Nantinya kapal semacam ini juga dapat bersandar di Pelabuhan Benoa," pungkas Doso.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3970 seconds (0.1#10.140)