Mentan Tegaskan Pertanian Harus Lebih Maju

Rabu, 06 November 2019 - 12:42 WIB
Mentan Tegaskan Pertanian Harus Lebih Maju
Mentan Tegaskan Pertanian Harus Lebih Maju
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan, pembangunan pertanian ini harus lebih maju dan tidak boleh stuck (macet). Sebab, pertanian menjamin kebutuhan pangan sebanyak 267 juta penduduk Indonesia.

“Pembangunan pertanian ini harus lebih maju, tidak boleh stuck (macet). Pertanian harus makin mandiri. Ada tantangan baru yang harus kita jawab darimasa ke masa dan pada era ini dengan teknologi,” ujar Syahrul saat melakukan rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta kemarin.

Menurut dia, pembangunan pertanian yang semakin maju menjadi suatu keharusan karena menyangkut daya tahan negara yang hanya bisa diwujudkan kalau mampu meningkatkan daya tahan pertanian. Daya ketahanan pangan menjadi ukuran hadirnya sebuah negara.

“Kalau perut rakyat bersoal, maka tidak ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu, masalah pertanian tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikit untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal untukmencapai harapan itu,” jelasnya.

Syahrul menegaskan, dalam membangun pertanian yang semakin maju sangat diperlukan sinergi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Komisi IV DPR RI dan peranan lainnya, baik peranti suprastruktur pemerintahan dan negara maupun infrastruktur yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu, membangun pertanian adalah sebuah gerakan, bukan hanya program sehingga harus melibatkan semua pihak dan yang paling penting adalah adanya kesehatian dan kemauan bersama, khususnya Komisi IV untuk menjaga fungsi, peranan, dan tanggung jawab.

“Saya siap kerja pimpinan,seperti yang saya lewati. Saya tidak akan sia-siakan kesempatan yang diberikan kepadasaya. Masalah pertanian adalah masalah yang bukan menjadi program pemerintah saja, tapi harus menjadi masalah yang dipertanggungjawabkan semua,” tuturnya.

Syahrul mengatakan, dalam 100 kerja pihaknya fokus dalam memperbaiki data pangan. Data merupakan pijakan utama agar benar-benar bekerja dengan tepat guna mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani serta sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Oleh karena itu, 100 hari ini saya minta kepada seluruh jajaran untuk selesaikan data. Bagaimana mau kerja, kalau datanya nggak beres. Oleh karena itu, saya selesaikan data ini. Saya sudah datangi BPS,” sebutnya.

Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagio menyebutkan, tantangan pembangunan pertanian ke depan adalah jumlah populasi penduduk dunia. Pada 2050, penduduk dunia akan berkembang mencapai 9 miliar jiwa, yang akan diikuti dengan munculnya masalah krisis energi dan pangan.

Pertanian, lanjutnya, menjadi sektor penting memenuhi kebutuhan energi dan pangan sehingga tanggung jawabnya ada di dunia pertanian dan Kementan memegang peranan penting.

“Saya menekankan kembali, kita budayakan makanan lokal dan membangun sistem substitusi pangan. Bayangkan berapa devisa negara yang terkuras dari adanya impor gandum, pada hal-hal ini bisa di substitusi dengan singkong,” ujarnya.

Terkait data, Firman mengapresiasi langkah Mentan Syahrul. Sebab, dengan data yang kuat dan didukung suatu sistem, dapat membantu dalam membangun sumber daya manusia pertanian. (Sudarsono)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6218 seconds (0.1#10.140)