Realisasi Energi Baru Terbarukan Rendah, Arifin Tasrif Dorong Ide Terbaik

Rabu, 06 November 2019 - 17:07 WIB
Realisasi Energi Baru Terbarukan Rendah, Arifin Tasrif Dorong Ide Terbaik
Realisasi Energi Baru Terbarukan Rendah, Arifin Tasrif Dorong Ide Terbaik
A A A
JAKARTA - Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia harus terus dilakukan, pasalnya realisasi pemanfaatan EBT di Indonesia masih rendah yakni hanya sekitar 8% dari potensi total sebesar 400 gigawatt (GW). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Indonesia perlu membuat suatu perencanaan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber EBT semaksimal mungkin.

"Tentu saja masyarakat akan dihadapkan pada masa transisi. Saya membuka seluas-luasnya bagaimana mendorong ide-ide terbaik sehingga bisa mendorong pertumbuhan EBT," ujarnya pada pembukaan acara Indonesia EBTKE ConEx 2019 di JIExpo, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Sambung Arifin melanjutkan, potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia harus dimanfaatkan dengan baik dan tepat sasaran. Menurut dia, Indonesia mempunyai banyak sumber-sumber energi yang harus dimanfaatkan mulai dari fosil, geothermal, air, dan lainnya.

"Kita harus menyosialisasi program-program EBT pada masyarakat yang sadar dengan energi bersih. Dengan begitu akan mendorong pertumbuhan perkembangan pemanfaatan EBT," tuturnya.

Di sisi lain, dukungan dari seluruh stakeholders juga menjadi penting untuk mendukung pengembangan EBT. Menteri ESDM mengapresiasi kegiatan Indonesia EBTKE ConEx 2019 untuk berbagi pemikiran terkait isu sumber energi terbarukan dan langkah-langkah konservasi energi.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam menentukan arah pemanfaatan energi nasional," kata Arifin.

Ke depan, lanjut Arifin, pemerintah akan menginventarisasi potensi-potensi sumber energi terbarukan di daerah-daerah. "Kami akan evaluasi bagaimana bisa mempercepat akselerasi EBT. Untuk itu, kita perlu duduk bersama seluruh stakeholders sehingga kita bisa menentukan strategi dan rencana-rencana yang bisa dilaksanakan," ungkapnya.

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan, pemerintah masih mempunyai tugas besar untuk mencapai bauran EBT 23% pada tahun 2025 dan 30% pada 2030. Sampai akhir tahun 2018, bauran EBT dalam kebutuhan energy mix nasional baru mencapai 8,6%.

Jumlah tersebut meningkat sedikit menjadi 9% lebih pada tahun 2019. "Sampai saat ini target tersebut memang masih jauh dari harapan dan penuh dengan tantangan," ujarnya.

Untuk mendukung hal tersebut, METI menyelenggarakan Indonesia EBTKE ConEx 2019 dengan tema "Energy Transition Toward Sustainable Energy Era”. Melalui tema tersebut, METI ingin menunjukkan komitmen pengembangan energi baru terbarukan dalam menurunkan emisi karbon di Indonesia. "Kami mendukung penuh Kementerian ESDM dalam pengembangan EBT sehingga target bauran energi nasional bisa tercapai," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9735 seconds (0.1#10.140)