Disindir Jokowi Soal Hobi Impor Cangkul, Airlangga: Kita Bisa Buat

Kamis, 07 November 2019 - 19:32 WIB
Disindir Jokowi Soal Hobi Impor Cangkul, Airlangga: Kita Bisa Buat
Disindir Jokowi Soal Hobi Impor Cangkul, Airlangga: Kita Bisa Buat
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, bahwa industri dalam negeri bisa memproduksi pacul sesuai kebutuhan. Hal ini setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir urusan pacul/cangkul yang sampai impor ratusan ribu.

"Cangkul itu urusan teknis. Kalau industri dalam negeri secara teknis bisa memproduksi, dan itu tentunya bagian yang diperlukan adalah seperti yang disampaikan Pak Presiden Kementerian yang bisa menyerap cangkul. Kalau urusan produksi Barata bisa produksi," jelas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2019).(Baca Juga: Impor Cangkul Mematikan Industri Dalam Negeri
Lebih lanjut Ia menekankan bakal turut meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam mendorong penyerapan produksi tanah air. "Kalau sekarang kapasitas nasional terserap kira-kira 500 ribu, nanti kita tingkatkan bagaimana dengan Tim TKDN usernya ditambah," paparnya.

(Baca Juga: Neraca Dagang Defisit, Jokowi: Kebangetan Pakai Uang Pemerintah untuk Impor
Sebelumnya, Presiden Jokowi menungkapkan bahwa belanja pengadaan barang dan jasa yang dilakukan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah harus berkontribusi signifikan terhadap industri dalam negeri. Misalnya lanjut dia, masa urusan pacul dan cangkul masih impor. Apakah tidak bisa didesain industri UKM di Indonesia buat pacul. Di mana puluhan ribu ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor.

"Apakah negara kita yang sebesar ini industrinya yang sudah berkembang benar pacul cangkul harus impor? Tolong didesain, ini baru satu barang. barang lain masih ribuan. Enak banget itu negara yang di mana barang itu kita impor. kita ini masih defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, masih impor. Impor itu enak karena harganya lebih murah," ungkap dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0131 seconds (0.1#10.140)