Kontrak Blok Corridor Resmi Diperpanjang Sampai 2043

Rabu, 13 November 2019 - 09:26 WIB
Kontrak Blok Corridor Resmi Diperpanjang Sampai 2043
Kontrak Blok Corridor Resmi Diperpanjang Sampai 2043
A A A
JAKARTA - Pemerintah secara resmi telah memperpanjang pengelolaan Blok Corridor sampai 2043 mendatang dengan kontrak bagi hasil gross split. Adapun masa kontrak Blok Corridor akan habis pada 19 Desember 2023 mendatang dengan kontraktor Conoco Phillips (Grissik) Ltd yang memegang participating interest (PI) 46%, Talisman Corridor Ltd (Repsol) 24%, dan PT Pertamina Hulu Energi Corridor 30%.

“Setelah berakhir production sharing contract (PSC) pada 2023 mendatang, Blok Corridor kembali dikelola KKKS eksisting yakni Conoco Phillips, Pertamina dan Repsol. Pemerintah menganggap KKKS eksisting memiliki kemampuan teknis dan keuangan yang baik untuk mengelola kembali Blok Corridor sehingga diharapkan mampu meningkatkan penerimaan Negara dan produksi migas nasional,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, di Jakarta, kemarin.

Menurut dia Blok Corridor mempunyai nilai strategis dalam meningkatkan produksi gas nasional. Adapun produksi gas Blok Corridor merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, yakni sebesar 1.100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara 12% dari total produksi gas domestik saat ini.

Sementara itu produksi minyak dan kondensat Blok Corridor mencapai 6.600 juta barel minyak per hari (bph). “Blok Corridor bernilai strategis sehingga perpanjangan ini tidak hanya meningkatkan produksi tapi harus berupaya menemukan cadangan migas baru dengan melakukan eksplorasi,” kata dia.

Untuk menemukan cadangan migas baru, KKKS Blok Corridor telah menenamkan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar USD250 juta. KKP terebut wajib ditunaikan dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Selain itu, negara juga mengantongi pemasukan senilai USD250 juta dari bonus tanda tangan (signature bonus). “Kontraktor juga diharapkan melaksanakan komitmen-komitmen yang tertuang dalam kontrak termasuk KKP lima tahun pertama dan meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan migas,” katanya.

Dalam tiga tahun pertama Conoco Phillips akan bertindak sebagai operator. Namun selanjutnya pada 2026 mendatang Pertamina akan menjadi operator hingga akhir masa kontrak. Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Corridor (PHE Corridor) Taufik Aditiyawarman mengatakan perpanjangan kontrak Blok Corridor telah menambah hak partisipasi Pertamina.

Sejak 2012, blok migas itu dioperatori oleh Conoco Phillips (Grissik) Ltd dengan hak partisipasi sebesar 54%. Sisanya, hak kelola blok ini dipegang oleh PT Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 10%, dan Talisman (Corridor) Ltd atau Repsol Energy sebesar 36%. Dalam kontrak kerja sama yang baru, terdapat perubahan porsi kepemilikan hak partisipasi Pertamina meningkat sebesar 30%.

“Ada kenaikan komposisi participating interest pada perjanjian kontrak kerja sama yang baru ini. Semula Pertamina hanya memiliki hak partisipasi sebesar 10%, dengan kontrak baru ini menjadi 30%,” ujar Taufik. Bagi Pertamina, imbuh dia, menjadi operator Blok Corridor sangat strategis karena nantinya bakal terintegrasi dengan Blok Rokan dan Kilang Dumai di Riau.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3872 seconds (0.1#10.140)