"Yang harus digarisbawahi bahwa Kami beserta pemegang saham akan terus mencari solusi untuk dua masalah tadi, dan berjuang untuk nasabah. Jadi Kami percaya bahwa para nasabah akan bersabar ketika mengetahui apa yan sedang dilakukan manajemen bersama pemegang saham," ujar Hexana saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Seperti diketahui, mengacu pada bahan paparan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR/MPR pekan lalu, manajemen baru Jiwasraya sedang membutuhkan dana segar untuk menutup defisit likuiditas perusahaan, pascakesalahan penempatan portofolio investasi yang dilakukan manajemen lama.
Baca Juga:
Sebagai strategi demi memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, manajemen baru bersama Kementerian BUMN selaku pemegang saham Jiwasraya telah merancang beberapa skenario penyelamatan, antara lain pencarian investor strategis untuk Jiwasraya Putra; pembentukkan Lembaga Penjamin Polis (LPP); pembentukan holding BUMN sektor keuangan; hingga merilis produk-produk asuransi dengan menggandeng perusahaan reasuransi.
Hexana membeberkan, sejak dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama Jiwasraya pada akhir 2018 silam, dirinya bersama direksi baru telah berhasil menghimpun dana segar mecapai hampir Rp5 triliun yang diperoleh melalui reaktivasi aset-aset perseroan, hingga pada transformasi produk-produk asuransi tradisional yang selama ini belum dimaksimalkan manajemen lama.
Dengan dana segar tadi Jiwasraya pun mampu bertahan sejak tahun lalu hingga beberapa waktu mendatang. "Tentu saja dengan dana bridging yang terkumpul tadi, Kami memiliki limit. Namun secara pararel Kami akan terus menjalankan corporat action yang sudah direncanakan sambil melakukan konsolidasi tim di internal," jelasnya.
Sedangkan saat disinggung mengenai adanya pelaporan Kementerian BUMN ke pihak Kejaksaan Agung terkait dugaan fraud yang dilakukan manajemen lama, Hexana memilih irit bicara dan mengembalikan keputusan tersebut ke pemegang saham. Ia pun menegaskan bahwa pelaporan terhadap manajemen lama Jiwasraya tidak akan mengganggu jalannya bisnis perusahaan dan upaya penyelamatan Jiwasraya.
"Kalau untuk urusan legal lebih baik ditanyakan langsung ke pihak terkait dan kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Kami profesional yang siap ditempatkan di mana saja untuk menyelesaikan tugas yang diberikan," pungkasnya.
(fjo)